Ringkasan Materi SKI Kelas 7, 8 dan 9 MTS SMP
Berikut ini Rangkuman atau Ringkasan Materi SKI Kelas 7, 8 dan 9 MTS SMP - Rangkuman atau Ringkasan Materi Sejarah Kebudayaan Islam Kelas 7, 8 dan 9 MTS SMP.
Rangkuman Materi SKI Kelas 7 Memahami
Sejarah Kebudayaan Islam
A. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
1. Sejarah : Pengetahuan, kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, seperti riwayat dan tambo (di minangkabau).
2. Kebudayaan
: berasal dari kata Budi dan daya.
a.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia budaya artinya adalah akal Budi atau
pikiran, maksudnya segala sesuatu yang berkenaan dengan budi karya manusia
(hasil).
b.Menurut
Edward B. Taylor, kebudayaan adalah seluruh sistem yang terdiri dari
pengetahuan, kepercayaan yaang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat
atau sesuatu yang dipelajari dan diteruskan dari generasi ke generasi.
Sedangkan menurut Ibnu Khaldun.
c.Menurut
Ibnu Khaldun kebudayaan adalah: Kondisi-kondisi kehidupan melebihi dari yang
diperlukan.
Jadi, Kebudayaan
Adalah Sesuatu Yang Berhubungan Dengan Hasil Kegiatan Yang Berupa Cipta, Karsa,
Dan Karya Manusia Pada Masa Lampau Yang Menjadi Pelajaran Sampai Saat Ini.
Seperti Kepercayaan, Kesenian Dan Adat Istiadat.
3. Islam
: agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw yang berpedoman kepada Al-Qur’an
dan Hadis yang diturunkan ke dunia melalui wahyu dari Allah SWT, dan dari Nabi
Muhammad saw.
B. Sejarah Kebudayaan Islam
1. Jadi, SKI adalah suatu kejadian atau
peristiwa-peristiwa pada masa lampau yang benar-benar terjadi serta yang
berhubungan dengan perbuatan manusia, pada umat Islam di dalam wilayah Islam,
dan juga SKI merupakan pengetahuan, uraian tentang peristiwa yang benar-benar
terjadi pada masa lampau tentang hasil Kegiatan dan penciptaan batin manusia
seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat masyarakat yang khusus menganut
agama Islam.
2. Sejarah Kebudayaan Islam bermula dari Jazirah
Arab yang muncul setelah Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul, Sebelum Islam
datang, masyarakat Arab sudah mempunyai kebudayaan diantaranya kebudayaan
nomaden (hidup secara berpindah-pindah).Serta kebudayaan-kebudayaan yang sudah
maju seperti kebudayaan Asyrian, Kan’an, Saba’ dan Samud.
3. Kebudayaan Islam adalah suatu budaya yang cara
berkembangnya tidak terlepas dari unsur politik dan kekuasaan. Kebudayaan Islam
lahir tanpa pengaruh kebudayaan yang ada sebelumnya.
C. Tujuan
mempelajari Sejarah kebudayaan Islam
1. Tujuanya adalah dapat memahami berbagai
masalah kehidupan umat Islam, yang disertai dengan maju mundurnya kebudayan
Islam itu sendiri.
2. Kebudayaan Islam mencapai puncak kejayaan
pada abad ke-5 H atau abad pertengahan Masehi.
3. Pada awal abad ke-6 kebudayaan Islam
mengalami kemunduran yang disebabkan oleh beberapa faktor internal dan
eksternal antaralain: Faktor Internal
(Politik dan ekonomi) dan Faktor Eksternal (Adanya serangan dari luar Islam)
D. Manfaat mempelajari Sejarah kebudayaan
Islam
1. Dapat mengetahui kekeliruan yang mengakibatkan
kegagalan pada masa lampau.
2. Dapat mengantisipasi agar kekeliruan dimasa
lampau tidak terulang kembali dimasa sekararang dan yang akan datang
3. Membawa kita supaya bisa memilih sikap dalam
hidup
4. Mengambil Ibrah/hikmah, nilai, dan makna yang
terdapat dalam sejarah Kebudayaan Islam
5. Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat
untuk berakhlak yang baik
6. Meneladani sikap yang positif dari para tokoh
umat Islam, serta mampu mengantisipasi diri terhadap sikap yang tidak baik,
yang bisa menghancurkan harga diri dan martabat bangsa.
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi lahir dan
Perkembangan kebudayaan Islam
Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi lahirnya kebudayaan Islam adalah sebagai berikut:
1. Faktor Bahasa, Bhs Arab menjadi bahasa resmi
pemerintahan pada masa Dinasti Umayyah, dengan khalifah Abdul Malik bin
Marwan.Yang sebelumnya sudah ada bahasa lain diantaranya bahasa Persia,Yunani,
dan Koptik. Dengan adanya kebijakan itu Bahasa Arab tersebar keseluruh wilayah
Islam
2. Perpindahan Agama : Perpindahan agama secara
besar-besaran tidak hanya disebabkan oleh peperangan akan tetapi daerah
taklukan yang sudah berbudaya tinggi itu memang sudah menunggu datangnya agama
baru.
3. Adanya golongan non-Arab (‘ajam) : Pada masa
Dinasti Bani Umaiyah masyarakat Arab terbagi menjadi dua kelompok yang
dinamakan dengan kelompok non Arab atau ‘ajam, kelompok ini dianggap sebagai
warga kelas dua hal ini bertentngan atau sudah sesuai dengan ajaran Islam.
Akhirnya pada masa kekhalifahan Umar bin Abdul azis perbedaan kedua kelompok
itu dihilangkan.
4. Perpecahan Kesatuan Islam Setelah Umar bin
Abdul Aziz wafat, lahir tiga kekhalifahan yaitu, Dinasti Abbasiyah di Bagdad,
Dinasti Fatimaiyah di Kairo, dan Dinasti Ummayyah di Cordoba. Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan islam mendapat landasan dari
bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang berada dalam kekuasaan bangsa Arab.
F. Bentuk-bentuk
kebudayaan Islam dan identifikasinya masing-masing
Semua kebudayaan
mempunyai unsur yang menunjukkan bentuk kebudayaan tersebut. Diantara unsur
yang menjadi bentuk kebudayaan islam sebagai berikut
1. Sistem Politik
a) Adanya hukum Islam : Kebudayaan Islam
mencapai puncak kejayaannya ketika diterapkanya hukum Islam yaitu al-Qur’an dan
hadist sebagai sumber hukum utama. Hukum Islam tidak membedakan manusia kecuali
tingkat iman dan ketaqwaanya.
b) Adanya Pemerintahan/Khalafah : Kedudukan
khalifah dalam pemerintahan Islam adalah sebagai pengganti Rasul, khalifah itu
merupakan orang-orang yang harus mempunyai keimanan yang tinggi dan mandapat
dukungan dari kaum muslimin. Sistim kekhalifahan yang dapat dijalankan secara
murni pada masa Khalifaurrasyidin.
c) Adanya kementerian dan Administrasi; Orang
yang pertama kali meletakkan dasar administrasi adalah khalifah Umar bin
Khattab. Sistim pemerintahan pada masa khalifah semua urusan Negara langsung
diurus dan ditangani oleh khalifah. Pengelolaan administrasi Negara disebut
dengan Diwan. Kementrian dan administrasi Negara baru terbentuk pada masa
pemerintahan khalifah Umar bin Khatab.
d) Keuangan : Awalnya sumber keuangan hanya
bersal dari zakat dan sedekah, disampingitu yang menjadi sumber keuangan negar
Islam bersal dari pajak bumi, kepemilikian barang dan diri pribadi, karena bumi
dianggap milik Negara sedangkan pengelola dipandang sebagai penyewa. Pada masa
pemerintahan khalifah Umar bin Khatab sumber keuangan Negara yang berkembang
antaralain berasal dari: (a). Fa’I (dana orang non-muslim), (b). Ghanimah
(harta rampasan perang), (c). Jizyah (pajak dari ahli kitab) Bentuk kebudayaan
Islam dalam sistim politik juga memperlakukan pemerintah daerah, lembaga pos
atau surat menyurat, lembaga hukum, lembaga kepolisian dan angkatan laut.
2. Sistem Kemasyarakatan
Bentuk kebudayaan
islam dalam system kemsyarakatan terbagi kedalam beberapa kelompok yaitu:
a) Kelompok Penguasa, seperti Khalifah, Mentri,
dan para pejabat.
b) Kelompok Tokoh Agama, seperti Imam Masjid,
Ulama, dan Hakim.
c) Kelompok Militer
d) Kelompok Cendekiawan
e) Kelompok Pekerja dan Budak
f) Kelompok
Petani
3. Ilmu Pengetahuan
Dilihat dari tahapan
perkembangan ilmu pengetahuan dapat dibagi kepada:
a. Pada masa awal Islam, belum mendapat
perhatian.
b. Pada masa Dinasti Umaiyah mulai diperhatikan
terutama tentang Agama dan hasa yang berpusat di Kuffah dan Basrah.
c.
Pada masa dinasti Abbasiyah, berbagai fasilitas di bangun, seperti pusat
penterjemah buku dan tempat-tempat penelitian dan penemuan yang berpusat di
Bagdad.
d. Ilmu
yang berkembang antara lain (Filsafat, Astronomi, Matematika, Ilmu Kedokteran,
Ilmu Kimia.
Rangkuman
Materi Sejarah Nabi Muhammad Periode Mekkah
A. Keadaan Masyarakat Arab Sebelum Islam
1. Jazirah
Arab atau semenanjung Arabia adalah daerah yang berbentuk memanjang dan tidak
parallelogram. Di sebelah utara berbatasan dengan Palestina dan padang Syam, di
sebelah timur berbatasan dengan Hira, Dijla (Tigris), Furat (Euphrates) dan
Teluk Persia, di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Teluk
Aden, sedangkan di sebelah barat Laut Merah. Jadi, dari sebelah barat dan
selatan daerah ini dikelilingi lautan, dari utara padang sahara dan dari timur
padang sahara dan Teluk Persia.
2. Secara
umum, keadaan wilayah di Jazirah Arab adalah tandus, sehingga hal ini
melindunginya dari penjajahan dan penyebaran agama. Wilayah yang dianggap cukup
subur adalah daerah Yaman yang terletak di sebelah selatan.
3. Jazirah Arab diapit oleh dua kekaisaran besar
yang berada di sebelah utara, yaitu kekaisaran Persia yang beragama Majusi
(penyembah api) dengan kitab sucinya Zend Avesta dan kekaisaran Romawi yang
beragama Nasrani/kristen dengan kitab sucinya Injil.
4. Kehidupan penduduk Arab pada masa itu
rata-rata hidup nomaden (suka berpindah-pindah dan mengembara). Selain itu,
kehidupan mereka dibentuk berdasarkan kabilah (suku). Kabilah ini dibentuk oleh
kelompok-kelompok keluarga atas dasar pertalian darah (nasab), perkawinan dan
sumpah setia. Setiap kabilah dipimpin oleh seorang Syaikh yang dipilih dari
seorang anggota tertua melalui musyawarah.
5. Secara
garis besar, ada dua macam penduduk yang hidup di Arab ketika itu, yaitu: (a)
Penduduk kota, rata-rata pedagang dengan dua kota terkenalnya yaitu Mekkah dan
Madinah, dan (b) Penduduk desa (badui), rata-rata petani, peternak dan
penggembala.
6. Masa
kehidupan masyarakat Arab sebelum Islam dinamakan masa Jahiliyah (masa
kebodohan). Disebut Jahiliyah bukan karena tidak berilmu, tetapi karena
penduduknya kebanyakan suka berbuat kejahatan, suka berperang, membunuh,
melecehkan wanita, melakukan takhayul, menyembah berhala dan lain-lain.
Perbuatan-perbuatan itu adalah contoh kebudayaan arab Jahiliyah yang buruk.
Akan tetapi ada beberapa kebudayaan Arab jahiliyah yang baik, di antaranya di
bidang kesusastraan (seni), di mana masyarakat Arab suka sekali membuat
karya-karya syair (puisi) dan para penyair pada waktu itu dianggap orang yang
mempunyai kedudukan tinggi.
B. Misi
Nabi Muhammad SAW Sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin
1. Kelahiran Nabi Muhammad
a) Muhammad SAW dilahirkan di kota Mekkah
(Hijaz) pada tanggal 12q Rabiul Awwal tahun Gajah atau bertepatan tanggal 20
April 571 Masehi.
b) Beliau wafat pada hari senin tanggal 12
Rabi'ul Awwal tahun 11 H bertepatan dengan 8 Juni 632 M.
c) Beliau merupakan keturunan suku Quraisy,
suku bangsawan yang sangat berpengaruh di Arab.
d) Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib
yang wafat ketika beliau masih berada dalam kandungan ibunya, Siti Aminah.
Sedangkan ibunya wafat ketika beliau berumur 6 tahun. Kemudian beliau diasuh
oleh kakeknya, Abdul Muthalib selama dua tahun dan oleh pamannya, Abu Thalib.
2. Kerosulan Muhammad
a) Pada usia 25 tahun, beliau menikah dengan
Khadijah, seorang janda kaya yang berusia 40 tahun. Kemudian selang beberapa
lama beliau mendapat gelar al-Amin (orang yang dapat dipercaya), gelar ini
diberikan karena beliau berhasil mengatasi perselisihan para pemuka suku
Quraisy dalam peletakkan Hajar Aswad (batu hitam yang suci) di dinding Ka’bah
b) Pada usia 40 tahun, beliau sering datang ke
Gua Hira yang terletakq di perbukitan Jabal Nur untuk bertahanuts atau
melakukan pemusatan jiwa dan merenungi keadaan masyarakat arab yang masih
Jahiliyah. Pada malam 17 Ramadhan tahun 610 M. ketika sedang bertahanuts,
datanglah Malaikat Jibril menyampaikan wahyu pertama, yaitu al-Quran Surat
al-‘Alaq ayat 1-5: Artiya; ”Bacalah Atas
Nama Tuhanmu Yang Telah Menjadikan Makhluk. Dia Telah Menjadikan Menusia Dari
Segumpal Darah. Bacalah ! Tuhan Engkaualah Yang Amat Pemurah. Yang Mengajar
Manusia Dengan Pena. Dia Mengajar Manusia Apa-apa Yang Belum Diketahui. (
Qs. Al-alaq; 1 – 5 )
c) Dengan turunya wahyu yang pertama manandakan
bahwa Allah SWT telah mengangkat Muhammad sebagai Nabi dan Rasul Nya. Setelah
menerima wahyu yang pertama Nabi Muhammad SAW tidak langsung bergerak untuk
berda’wah. Nabi Muhammad saw. dalam kondisi bingung, takut dan gemetar yang
akhirnya ditenangkan oleh istri beliau yaitu Siti Khadijah.
d) Kemudian setelah itu, turun wahyu yang kedua
yaitu surat al-Mudatsir ayat 1 – 7. Dengan turunnya wahyu yang kedua ini maka
beliau memulai dakwah dengan cara sembunyi-sembunyi
e) Sasaran dakwahnya terbatas pada orang-orang
dekat disekitar beliau yang mula-mula
menerima dakwah beliau adalah Siti Khodijah( istrinya) Ali bin Abi Talib (anak
pamannya),Abu Bakar (sahabat nya), dan Zaed bin Harisah (pembantunya).
3. Dakwah Pada Masa Awal
Dakwah secara sembunyi-sembunyi.Dakwah ini
dilakukan selama kurang lebih tiga tahun dan berhasil mengislamkan:
1. Khadijah
(istri Nabi)
2. Abu
Bakar (sahabat dekat Nabi)
3. Ali
bin Abi Thalib (sepupu Nabi)
4. Zaid bin Haritsah (budak yang dipelihara
Nabi),
5. Bilal bin Rabah (seorang budak kulit hitam)
6. Utsman bin Affan
7. Zubair bin Awwam
8. Sa'ad bi abi Waqash
9. Talhah bin Ubaidillah
10. Abdurrahman
bin Auf
11. Arqam
bin Abil Arqam dan lain-lain.
(Orang-orang yang disebutkan di atas disebut
Assabiqunal Awwalun (orang-orang yang pertama masuk Islam).
4. Dakwah secara terang-terangan. dilakukan
selama sepuluh tahun setelah turun Al-Qur’an surat al-Hijr ayat: 94
a. Langkah pertama yang dilakukan Nabi dalam
berdakwah dengan cara terang-terangan adalah mengumpulkan warga kota Mekkah di
bukit Shofa. Di antara orang-orang yang hadir adalah Abu Lahab, Abu Jahal, dan
Umar bin Khattab. Setelah semua berkumpul, Nabi mulai berdakwah, tetapi Nabi
malah dicemooh dan dilempari. Bahkan Abu Lahab mencaci-maki dan melempari
beliau dengan batu. Akhirnya pertemuan itu berakhir dengan kekacauan.
b. Meskipun demikian, dakwah dengan cara ini
telah memberikan hasil dengan bertambahnya jumlah pemeluk Islam dari golongan
lemah seperti wanita, budak, pekerja dan orang-orang miskin .
5. Hambatan-hambatan Dakwah Nabi Di Mekkah
Banyaknya tokoh bangsawan kafir Quraisy yang
menolak, menentang dan mengancam Nabi seperti Abu Lahab, Abu Jahal dan Abu
Sofyan. Penentangan ini dilakukan oleh mereka dengan alasan:
a) Nabi yang keturunan Bani Hasyim dianggap
akan menundukkan dan menguasai otoritas politik dan ekonomi bangsa Arab yang
saat itu dipegang oleh Bani Abdi Syam
b) Kekhawatiran akan hilangnya sistem kasta di
kehidupan sosial masyarakat Arab. Dalam hal ini derajat dan kehormatan para
bangsawan Arab Quraisy merasa terancam dalam hal kekuasaan, wibawa dan pengaruh
di masyarakat.
c) Nabi akan menghilangkan tradisi yang sudah
diwarisi secara turun temurun dari nenek moyang mereka.
d) Adanya bujukan dari pamannya Abu Thalib
(pelindung Nabi) agar menghentikan dakwah. Bujukan ini dilakukan pamannya
karena ia didesak oleh para tokoh kafir Quraisy untuk menghentikan kegiatan
Nabi dalam berdakwah. Namun demikian, bujukan ini tidak berhasil karena keteguhan
Nabi dalam berdakwah.
e) Banyaknya para pengikut Nabi yang disiksa
karena masuk Islam, seperti Bilal bin Rabah, Zubair bin Awwam dan Abu Bakar, sehingga
Nabi sempat memerintahkan beberapa sahabatnya untuk hijrah ke Habasyah
(Ethiopia).
f) Adanya
pemboikotan kaum kafir Quraisy yaitu:
1) tidak mau berbicara dengan orang Islam,
2) tidak mau jual beli dengan orang Islam,
3) tidak mau menikah dengan orang Islam.
Pemboikotan berjalan selama 3 tahun, dan
berhenti ini setelah papan pengumuman yang dipasang di Ka’bah habis dimakan
rayap. Selain itu beberapa orang Quraisy juga mempunyai perasaan tidak tega
melihat akibat pemboikotan tersebut. Contoh Penderitaan Yang Dialami Umat Islam
(Sahabat Bilal) Ketika Mereka Menyatakan dan memepertahankan Keislaman sehingga
mereka disiksa oleh orang-orang Kafir
6. Misi Dakwah Nabi Di Mekkah
a) Mengajak masyarakat menyembah kepada Allah
SWT semata (tauhid) dan meninggalkan menyembah berhala.
b) Mengajarkan adanya hari kiamat, setiap
manusia akan diminta pertanggungjawaban selama mereka hidup di dunia.
c) Mengajak masyarakat berbuat baik dan
berakhlak terpuji dan melarang berbuat kejahatan dan kerusakan.
d) Mengajak masyarakat untuk menegakkan
keadilan dan persamaan derajat antara laki-laki dan perempuan.
7. Ibrah/Hikmah Dakwah Nabi Di Mekkah
a) kepribadian Nabi yang mempunyai sifat sidik
(selalu benar), amanah (dapat dipercaya), Tabligh (berani menyampaikan) dan
fatonah (cerdas).
b) Tidak pernah menyerah dalam berdakwah,
walaupun banyak ancaman yang dihadapi
c) Berani
berkorban harta benda dan nyawa.
d) Dalam berdakwah, selalu menggunakan siasat
atau cara yang baik dan bertahap. Tahap pertama dengan sembunyi-sembunyi guna
menyusun kekuatan dan tahap kedua dengan terang-terangan (terbuka).
8. Hal-hal Yang Perlu Diteladani Dari Perjuangan
Dakwah Nabi Di Mekkah
a) Menampilkan sikap terpuji sebagaimana yang
telah dilakukan Nabi dengan sifat-sifatnya.
b) Dalam melakukan segala sesuatu harus
mempunyai perencanaan, sungguh-sungguh, tidak gampang menyerah dan selalu
berdoa agar hasilnya dapat memuaskan
c) Berani berkorban dan bertanggungjawab.
d) Berdakwah secara terbuka pada saat kedudukan
makin menguat
e) Melukan hijrah untuk menyusun kekuatan
f) Menyandarkan
keberhasilan kepada Alloh swt.
Rangkuman
Sejarah Nabi Muhammad Saw Periode Madinah
A. Madinah Sebelum Kedatangan Islam
1. Sebelum Islam datang, kota Madinah bernama
Yatsrib. Penduduknya terdiri dari dua golongan besar yang sering bertikai dan
berperang, yaitu:
a. Golongan bangsa Yahudi yang terdiri dari :
a.Bani Qainuqa, b.Bani Quraizah dan c. Bani Nazir
b. Golongan bangsa Arab yang terdiri dari suku
Aus dan Khazraj.
2. Kota Yatsrib termasuk daerah subur dan pusat
pertanian serta merupakan jalur perdagangan ramai yang menghubungkan antara
Yaman di selatan dan Syiria di Utara.
B. Proses
Masuknya agama Islam ke Madinah dan Hijrahnya Nabi ke Madinah
1. Ketika Nabi masih di Mekkah, banyak penduduk
Yatsrib melaksanakan Ibadah Haji ke Mekkah. Kesempatan ini digunakan oleh Nabi
untuk mengajak penduduk Yatsrib untuk masuk Islam
2. Akhirnya, setiap orang Yatsrib yang ke
Mekkah menyatakan masuk Islam.
3. Bahkan, tahun 621 M Nabi menemui rombongan
haji dari Yatsrib yang berjumlah 12 orang di bukit aqabah dan melakukan
perjanjian.
4. Perjanjian ini disebut “Perjanjian Aqabah I”
yang isinya:
a. Penduduk Yatsrib akan setia melindungi Nabi
b. Rela berkorban harta dan jiwa
c. Tidak akan menyekutukan Allah
d.
Tidak membunuh dan berdusta
e.
bersedia membantu menyebarkan Islam
C. Usaha-usaha Yang Dilakukan Rosululloh
Setelah Berada Di Madinah
1. Mendirikan Masjid,
a) Masjid yang pertama didirikan Nabi di Madinah
adalah Masjid Nabawi dibangun di atas tanah yang dibeli Nabi dari dua orang
miskin bernama Sahl bin Amr dan Suhail bin Amr.
b) Pendirian masjid ini dimaksudkan selain
sebagai pusat Ibadah dan dakwah Islam, namun juga berperan sebagai tempat
bermusyawarah kaum Muslimin, tempat untuk mempersatukan kaum Muslimin, bahkan
dijadikan sebagai pusat pemerintahan. Di salah satu penjuru masjid disediakan
tempat tinggal untuk orang-orang miskin yang tidak mempunyai tempat tinggal,
mereka dinamai Ahlus-Suffah.
c) Selanjutnya, dimulailah pembangunan jalan raya
di sekitar masjid, sehingga lama-kelamaan tempat itu menjadi pusat kota dan
pemukiman serta perniagaan.
d) Pesatnya pembangunan di sekitar masjid Nabawi
menyebabkan banyak pendatang dari luar Madinah.
2. Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Anshor.
Cara ini dilakukan Nabi untuk mengokohkan persatuan Umat Islam di Madinah.
Persaudaraan ini
didasarkan atas persaudaraan seagama dan bukan atas dasar kesukuan. Sebagai
contoh, Nabi mempersaudarakan Hamzah bin Abdul Muthalib dengan Zaid bekas
budaknya, Abu Bakar bersaudara dengan Kharija bin Zaid, dan Umar bin Khattab
bersaudara dengan 'Itban bin Malik Al-Khazraji.
Kaum Muhajirin
kemudian banyak yang menjadi pedagang dan petani. Diantaranya Abdurrahman bin
Auf menjadi pedagang, sedangkan Umar bin Khottob dan Ali bin Abi Tholib menjadi
petani.
3. Membuat perjanjian damai antara Kaum
Muslimin dan Kaum Yahudi
a) Nabi membuat peraturan-peraturan yang disebut
dengan “Piagam Madinah” yang isinya antara lain:
1. Kaum Muslim dan Yahudi akan hidup
berdampingan dan bebas menjalankan agamanya masing-masing.
2.
Apabila salah satu pihak diperangi musuh, maka yang lain wajib membantu.
3.
Apabila terjadi perselisihan antara keduanya, penyelesaian diserahkan kepada
Nabi selaku pemimpin tertinggi di Madinah.
4. Dalam Piagam tersebut terdapat beberapa asas,
yaitu: kebebasan beragama, persamaan, keadilan, perdamaian dan musyawarah.
4.
Meletakkan Dasar-dasar Pemerintahan, Ekonomi dan Kemasyarakatan
b) Dalam bidang pemerintahan diterapkan prinsip
musyawarah (demokrasi), yaitu dalam memutuskan masalah harus bermusyawarah
terlebih dahulu.
c) Dalam bidang ekonomi diterapkan asas koperasi,
yaitu tiap-tiap Muslim harus saling membantu.
d) Dalam kehidupan bermasyarakat diterapkan asas
keadilan, harus salingž tolong menolong, menghargai persamaan hak dan kewajiban
sesama Muslim, tidak ada perbedaan pangkat, harta dan keturunan, harus
mengasihi dan memelihara anak yatim, menyantuni janda-janda.
e) Dengan demikian, maka berdirilah kota Madinah
sebagai kota terbesar di Jazirah Arab dengan kemegahan yang ditampilkannya.
Pada masa ini,
masyarakat Muslim berkembang menjadi masyarakat besar dan menjadi pusat untuk
kegiatan perekonomian, perdagangan dan pertanian.
D. Perjuangan Nabi Muhammad SAW Dan Para
Sahabat Di Madinah
1) Sejak hijrah ke Madinah, selama kurang lebih
10 tahun, Nabi dan para sahabatnya berdakwah kepada penduduk Madinah tanpa
mengenal lelah, dan tidak pernah putus asa.
2) Kebanyakan penduduk Madinah, terutama suku
Aus dan Khazraj, menerima dakwah Nabi tersebut. Akan tetapi, dalam perjalanan
dakwahnya, Nabi menemui rintangan, khususnya dari orang-orang Yahudi yang tidak
senang dengan keberhasilannya.
3) Salah seorang Yahudi Munafik yang tidak
senang adalah Abdullah bin Ubay. Ia selalu melaporkan kegiatan Nabi di Madinah
kepada kaum kafir Quraisy di Mekkah, sehingga pada masa-masa kemudian
terjadilah banyak peperangan dengan kaum kafir Quraisy Mekkah. Beberapa
Peperangan Yang Terjadi Ketika Nabi Berada Di Madinah :
1) Perang Badar
a) terjadi di dekat sumber mata air milik seorang
bernama Badar pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 H bertepatan 5 Januari 623 M.
b) Dalam perang ini pasukan Islam hanya berjumlah
313 orang yang dipimpinž oleh Nabi Muhammad SAW, sedangkan pihak kafir Quraisy
berjumlah 1000 orang yang dipimpin oleh Abu Sufyan.
c) Perang ini dimenangkan oleh umat Islam dengan
korban tewas sebanyak 14 orang Muslim dan 70 orang kafir termasuk Abu Jahal.
2) Perang Uhud
a) Perang ini berlangsung pada bulan Sya’ban
tahun 3 H bertepatan bulan Januari 625 M di sebuah perbukitan bernama Uhud.
b) Pasukan Islam pimpinan Nabi pada awalnya berjumlah
1000 orang, tetapiž 300 orang membelot karena hasutan Abdullah bin Ubay.
Sedangkan pasukan kafir Quraisy berjumlah 3000 orang yang dipimpin Abu Sufyan
dan istrinya Hindun.
c) Perang ini pada awalnya hampir dimenangkan
oleh umat Islam, tetapi karena pasukan Islam meninggalkan posisi perang untuk
mengambil harta rampasan perang (ghanimah), akhirnya pasukan Islam mengalami
kekalahan
d) Bahkan Hamzah bin Abdul Mutholib (paman Nabi)
terbunuh dan isi tubuhnya dikoyak-koyak oleh Hindun. Korban meninggal dari
pihak umat Islam adalah 70 orang, sedangkan kafir Quraisy berjumlah 23 orang.
3) Perang Khandaq
a) Perang terjadi di sebelah utara Madinah pada
bulan Syawal 5 H atau Maret 627 M. Perang Khandaq ini disebut juga perang
Ahzab.
b) Dalam perang ini, pasukan musuh berjumlah
10.000 orang yang dipimpin Abu Sufyan, sedangkan pasukan Islam hanya berjumlah
3000 orang pimpinan Nabi dan Ali bin Abi Tholib.
c) Atas usul dari Salman Al-Farisi (orang
Persia), pasukan Islam membuat parit mengelilingi perbatasan kota Madinah.
Akibat adanya parit ini, pasukan kafir Quraisy mengalami kekalahan.
Selain empat perang di atas, ada beberapa
peperangan lagi yang terjadi antara umat Islam dengan kaum kafir yaitu:
1.
Perang Khaibar
2.
Perang Mu’tah
3.
Perang Tabuk.
Di Samping Peperangan, Nabi Dan Para
Sahabatnya Juga Melakukan beberapa usaha dan berhasil dengan baik dalam
Menghadapi Kaum Kafir, Yaitu:
1. Mengadakan Perjanjian Hudaibiyah dengan
orang-orang Kafir Qurays di Mekkah.
a) Perjanjian ini berlangsung pada bulan
Zulkaidah tahun 6 H atau 628 M di daerah Hudaibiyah.
b) Asal mula terjadinya perjanjian ini adalah
adanya keinginan kaum Muhajirin untuk beribadah haji dan menengok saudara
mereka di Mekkah yang selama enam tahun tidak bertemu.
c) Akan tetapi keinginan ini dihalangi oleh kaum
Kafir Quraisy.
d) Maka Nabi pun berangkat dengan kaum Muhajirin
untuk pergi ke Mekkah, sesampainya di Hudaibiyah dicegatlah Nabi dan para
pengikutnya oleh kaum Quraisy. Dari sinilah kemudian lahirlah perjanjian
Hudaibiyah.
Isi Perjanjian
Hudaibiyah :
1. Umat Islam dan kaum kafir Quraisy tidak boleh
saling serang selama 10 tahun.
2. Nabi dan pengikutnya tidak diperkenankan
beribadah haji pada tahun ini.
3. Kaum Muslim wajib mengembalikan orang Mekkah
yang menjadi pengikut Nabi di Madinah, sedangkan kaum kafir Quraisy tidak wajib
mengembalikan orang Madinah yang menjadi pengikut mereka.
4. Setiap orang diberi kbebasan untuk memilih
menjadi pengikut Nabi atau kaum Kafir Quraisy.
2.
Fathul Makkah (penaklukan kota Mekkah)
a) terjadi
pada bulan Ramadhan tahun 8 H atau Januari 630 M.
b) Sebab utama terjadinya fathu Makkah adalah
kaum Kafir Quraisy melanggar perjanjian Hudaibiyah dan menyerang kaum Muslim
yang ada di Mekkah. c)Penaklukkan kota Mekkah yang dilakukan Nabi dan
pengikutnya itu tanpa ada pertumpahan darah dan peperangan, sehingga penduduk
kota Mekkah pun banyak yang masuk Islam termasuk pemimpin kafir Quraisy Abu
Sufyan ikut masuk Islam.
d) Saat itulah turun Qur’an Surat An Nashr ayat
1-5
e) Ketika terjadi fathul Makkah ini, Nabi
berpidato di hadapan masyarakat yang isinya :
1. Barang Siapa yang menutup pintu rumahnya,
rapat- rapat maka ia aman.
2. Barang siapa yang masuk ke Masjdil Haram,
maka ia aman.
3. Barang siapa yang memasuki rumah Abu Sufyan,
maka ia aman.
E.
Hikmah Dan Teladan Dari Misi Nabi
Muhammad Saw Dalam Membangun Masyarakat Madinah
1. Melakukan hijrah (pindah) ke tempat yang
dianggap lebih memberi harapan untuk mengembangkan masyarakat Islam yang lebih
maju merupakan suatu kemestian yang harus dilakukan.
2. Nabi melakukan Hijrah ke Madinah adalah
untuk menyusun kekuatan dan menarik banyak pengikut agar dakwah Islam berjalan
sesuai yang diharapkan dan masyarakat Islam semakin kokoh.
3. Dari hijrah ini, Nabi berhasil membangun
masyarakat Islam menuju pada kemajuan, kesejahteraan, dan kedamaian, baik di
bidang sosial, ekonomi maupun politik.
4. Keberhasilan yang telah dicapai ini
memerlukan perjuangan yang panjang dan kadang harus dilakukan dengan cara
kekerasan (jihad atau berperang).
Hikmah dan teladan
yang dapat diambil dan ditiru dari perjuangan nabi di Madinah. Dengan demikian,
hikmah dan teladan yang dapat diambil dan ditiru dari perjuangan Nabi di
Madinah tersebut di antaranya adalah:
1. Ketabahan dalam menerima cobaan
a) Mereka pergi berhijrah dengan meninggalkan
segala yang ada di Mekkah, antara lain sanak famili, harta benda dan juga
kampung halaman.
b) Rasa berat pada diri kaum Muslimin
meninggalkan kampung halaman ternyata sirna oleh keimanan mereka yang kuat dan
kecintaan yang tulus terhadap Nabi Muhammad SAW.
c) Mereka tabah dan ikhlas dalam menerima cobaan
ini. Oleh karena itu, apapun keadaannya, situasinya apakah senang atau susah,
iman harus senantiasa melekat di hati kita.
2. Cerdas dalam mengambil keputusan
a) Nabi Muhammad SAW adalah orang yang memiliki
kecerdasan luar biasa dalam mengambil keputusan dan tindakan. Hal itu terbukti
ketika beliau mampu menyatukan kaum Muhajirin dan Anshar menjadi satu saudara.
Persaudaraan ini menjadikan masyarakat Muslim Madinah semakin berkembang dan
kuat serta mampu menjadi bangsa yang besar dan bersatu dibawah bendera Islam,
sehingga dalam tempo yang relatif singkat masyarakat Muslim Madinah dikagumi
oleh bangsa lainnya.
b) Dalam bidang ekonomi dan perdagangan, Nabi
Muhammad SAW menerapkan asas koperasi, yakni menganjurkan kaum Muslim di
Madinah agar memperhatikan nasib saudaranya, tidak serakah dan tidak
mempraktekkan sistem riba dalam transaksi perdagangan. Bahkan, dalam menunaikan
haji yang terakhir atau disebut dengan Haji Wada tahun 10 H (631 M) Nabi
menyampaikan khotbahnya yang sangat bersejarah antara lain berisi:
1. larangan untuk riba dan menganiaya.
2. Perintah untuk memperlakukan istri dengan
baik.
3. Persamaan dan persaudaraan antar manusia
harus ditegakkan.
3.
Gigih dan istiqamah dalam berjuang
Akhirnya kaum Muslim
di Madinah mampu mengimbangi kekuatan kaum kafir di Mekkad dan orang-orang
Yahudi di Madinah.ž
F. Hubungan
Antara Misi Nabi Muhammad Di Madinah Dengan Perkembangan Masyarakat Islam Masa
Sekarang
Keterkaitan antara
misi dakwah Nabi Muhammad SAW dengan perkembangan masyarakat Islam sekarang
dapat kita lihat dari beberapa aspek, antara lain :
1. Aspek Politik Pemerintahan
a) Nabi Muhammad SAW selain menjadi pemimpin
agama, beliau juga menjadiž pemimpin pemerintahan. Dalam kepemimpinannya,
beliau mengedepankan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi dan
keluarganya.
b) Selain itu, beliau juga menggunakan sistem
musyawarah atau demokrasiž dan berlaku adil dalam memutuskan suatu perkara di
masyarakat dengan tidak membedakan golongan, suku bahkan perbedaan agama.
c) Sistem musyawarah atau demokrasi ini
selanjutnya banyak dipakai oleh berbagai negara, termasuk oleh negara kita
Indonesia.
2. Aspek
Sosial Kemasyarakatan.
a) Penduduk Muslim Madinah pada masa kepemimpinan
Nabi memiliki rasa persaudaraan dan persatuan yang kuat.
b) Mereka tidak membedakan antara Muhajirin dan
Anshar, bahkan tidak membedakan rasa persatuan dengan penganut agama lain.
c) Rasa persaudaraan sesama Muslim di Madinah
tercermin dalam kehidupan sehar-hari, di antara mereka tidak ada perselisihan
ataupun permusuhan.
d) Jika ada salah satu warga Muslim yang sakit,
maka Muslim lain menjenguknya.
e) Selain itu, budaya silaturahmi merupakan
kebiasaan yang tertanam dalam warna kehidupan penduduk Muslim Madinah
3. Aspek Ekonomi.
a) Pada tahun-tahun awal, pemerintahan Islam di
Madinah hampir tidak memiliki sumber memasukan ataupun pengeluaran.
b) Seluruh tugas pemerintahan dilaksanakan kaum
muslimin secara bergotong royong dan sukarela.
c) Mereka memperoleh pendapatan dari bebagai
sumber yang tidak terikat. Akan tetapi
ketika masyarakat Muslim Madinah sudah tentram dan kuat, maka pada waktu
itu kewajiban membayar zakat dan pajak mulai dijalankan sebagai sumber
pendapatan negara.
d) Pajak pada masa itu dipungut semata
berdasarkan standar cukup atau berdasarkan kadar kebutuhan negara.
e) Dalam memajukan ekonomi masyarakat di Madinah,
Rasulullah menerapkan sistem koperasi. Sistem ekonomi ini dimaksudkan untuk
membantu penduduk Muslim di Madinah yang miskin dan lemah.
f)
Masyarakat Muslim Madinah yang rata-rata berprofesi sebagai pedagang dan petani
sangat antusias dan menerima dengan senang hati ajakan Nabi Muhammad SAW
tersebut.
Rangkuman Materi Khulafaur Rasyidin
a. Arti Khulafaur Rasyidin
Istilah Khulafaur Rasyidin berasal dari
bahasa arab, terdiri dari dua kata yaitu, Khulafa dan ar Rasyid. Dari segi
bahasa khulafa adalah bentuk jamak dari kata khalifah yang berarti “pengganti”
sedangkan rasyidin adalah bentuk jamak dari kata ar rasyid yang berarti “yang
mendapat petunjuk”.
Dengan demikian arti Khulafaur Rasyidin
menurut bahasa adalah para pengganti yang mendapat petunjuk dari Allah SWT.
Sedangkan menurut istilah, Khulafaur Rasyidin artinya orang-orang yang ditunjuk
untuk menggantikan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai kepala pemerintahan dan
pemimpin umat setelah Rasulullah meninggal.
b. Nama-nama Khulafaur Rasyidin
Setelah Rasulullah SAW meninggal dunia,
jabatan pemimpin negara digantikan oleh khalifah. Khalifah merupakan gelar
seorang yang memimpin umat Islam dan seluruh rakyat di wilayahnya. Jabatan
khalifah tidak dapat diwariskan kepada keturunannya seperti halnya raja atau
sultan.Nama-nama khalifah yang termasuk dalam Khulafaur Rasyidin yaitu:
1. Abu Bakar as Siddiq (11 – 13 H / 632 – 634 M)
2. Umar bin Khattab (13 – 23 H / 634 – 644 M)
3. Usman bin Affan (23 – 35 H / 644 – 655 M)
4. Ali bin Abi Thalib (35 – 40 H / 655 – 660
M)
Jadi, ada empat orang khalifah yang termasuk
dalam Khulafaur Rasyidin. Mereka semua adalah sahabat – sahabat dekat
Rasulullah yang dapat dipercaya.
c. Ibrah prestasi para Khulafaur Rasyidin.
A. Abu
Bakar As-Siddiq
Ibrah atau pelajaran
yang dapat diambil dari kepemimpinan Khulafaur Rasyidin adalah meneladani
prestasi-prestasi yang dicapai.
1. Khalifah Abu Bakar as-Sidiq merupakan salah
satu sosok pemimpin yang tegas , ikhlas dan teguh memegang kebenaran.
Disepakati bahwa Abu
Bakar yang pantas menjadi Khalifah. Adapun kesepakatan tersebut karena Abu
Bakar adalah:
a. Orang pertama orang yang mengakui peristiwa
Isra’ Mikraj,
b. Orang yang menemani Nabi Muhammad Saw
berhijrah ke Madinah.
c.
Orang yang sangat gigih dalam melindungi orang yang memeluk agama Islam dan
d. Imam shalat sebagai penggati Nabi Muhammad
ketika sedang sakit.
Setelah sepakat, Umar
bin Khaattab menjabat tangan Abu Bakar dan menyatkakan baiatnya kepada Abu
Bakar. Lalu diiukti oleh Sa’ad bin Ubadah. Dan Umat Islam seluruhnya.Abu Bakar
menamai dirinya sebagai Khalifaturrasul atau sebagai pengganti Rasul.
2. Masa
kepemimpinannya ,Khalifah Abu Bakar as-Siddiq melakukan beberapa usaha dan
mencapai beberapa prestasi :
a. Memerangi Kaum Murtad dan Nabi-nabi palsu
yang ingin menghancurkan Islam diantaranya.
1. Al
-Aswad al Ansi
2. Thulaihah bin Khuwalid al Asadi
3. Malik bin Nuwairah
4. Musailamah al Kazab
b. Kodifikasi (mengumpulkan ayat-ayat lalu
membukukan) Al-Qur'an : Hasil karya masa Kholifah Abu Bakar as Shiddiq yang
masih dapat kita rasakan hingga sekarang adalah adanya Mushaf Al-Qur'an. Ketika
itu , Al-Qur'an tertulis dalam berbagai benda yang berserakan di berbagai
tempat. Usaha ini dilaksanakan atas saran Umar bin Khattab yang saat itu
menjadi penasehat utama Kholifah Abu Bakar as Siddiq.
Alasan Umar bin
Khattab mengusulkan pengumpulan Al-Qur'an tertulis diberbagai tempat adalah
Banyaknya para penghafal Al-Qur'an yang meninggal dalam perang Yamamah. Abu
Bakar as Siddiq bersedia mewujudkan pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an dengan
menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai pemimpin pengumpulan.
c. Perluasan Wilayah Islam
Tiga hal yang menjadi
pegangan utama para da'i atau tentara Islam saat memasuki daerah baru adalah :
1. Dianjurkan masuk Islam, maka jiwa serta
hartanya akan dilindungi.
2. Boleh tidak masuk Islam, tetapi membayar
Jizyah (pajak perlindungan) maka jiwa dan hartanya dilindungi.
3. Jika menentang , mereka akan diperangi.
Khalifah Abu Bakar
as-Sidiq mempunyai karakter lembut dan tegas. Dalam suasana negara yang kacau,
pemimpin berkarakter seperti Khalifah Abu Bakar as-Sidiq sangat diperlukan.
Dengan kelembutannya, khalifah Abu Bakar as-Sidiq dapat menginsyafkan
orang-orang yang terbujuk berbuat makar. Sementara itu, orang-orang yang
bersikap merongrong dihadapi secara tegas oleh Khalifah Abu Bakar as-Sidiq.
B. Umar bin Khattab
Klahifah Umar bin
Khatab merupakan salah satu pemimpin yang meletakkan dasar-dasar demokrasi
dalam Islam. Beliau benar-benar memperhatikan dan mengutamakan kepentingan
rakyat. Dalam pemerintahan beliau memilih pejabat yang benar-benar ahli dan
dapat dipercaya. Khalifah Umar bin Khatab juga selalu membuka diri untuk
menerima suara langsung dari rakyatnya.Namun beliau tetap tegas dalam
menegakkan hukum dan tidak pandangbulu.
1. Prestasi Umar bin
Khattab
Perluasan Wilayah
Pada masa itu , perluasan wilayah Islam terjadi besar-besaran dan dikenal
sebagai periode Futuhat al Islamiyah. Secara berturut-turut , pasukan Islam
berhasil menguasai Suriah, Persia dan Mesir. Kemenangan umat Islam menjadikan
wilayah Islam pada masa Kholifah Umar bin Khattab meluas hingga Afrika Utara,
Armenia dan sebagian wilayah Eropa Timur.Umar bin Khattab membagi wilayah Islam
menjadi beberapa propinsi serta menugaskan seorang gubernur untuk memerintah
wilayah tersebut.
·
Sa'ad
bin Abi Waqqas memerintah wilayah di Kufah
·
Amru
bin Ash di Mesir
·
Muawiyah
bin Abi Sufyan di Damaskus.
b. Menata Administrasi dan Keuangan
Pemerintahan
1. Pada masa pemerintahanya Umar bin Khattab
membentuk Baitul Mal dan Dewan Perang. Baitul Mal bertugas mengurusi keuangan
negara. Dewan Perang bertugas mencatat administrasi ketentaraan .
2. Kholifah Umar bin Khattab adalah Kholifah
pertama kali yang memperkenalkan sistim penggajian bagi pegawai pemerintah.
3. Kholifah Umar bin Khattab juga memberikan
santunan dari Baitul Mal kepada seluruh rakyatnya. Besarnya santunan
disesuaikan lamanya memeluk Islam. pada masa Kholifah Umar bin Khattab,
kemakmuran dapat dinikmati rakyat dari seluruh pelosok negeri.
c. Penetapan Kalender
Hijrah
1. Hijrah juga menandai dua periode dakwah
Islam . periode dakwah sebelum Nabi Muhammad saw hijrah di sebut Periode Mekah.
Sedangkan periode dakwah Nabi Muhammad saw setelah hijrah dikenal sebagi
Periode Madinah.
2. Pembagian surah Al- Qur'an . Surah Al-Qur'an
yang turun sebelum hijrah disebut surah Makkiyah, sedangkan surah yang turun
setelah hijrah disebut surah Madaniyah..
2. Gaya kepemimpinan Umar
bin Khattab
Pada masa khalifah
Umar bin Khatab, situasi negara lebih aman. Dalam kondisi itu, perlu pemimpin
yang mempunyai karakter seperti Khalifah Umar bin Khatab, yaitu cerdas, tegas
dan mengutamakan kepentingan rakyat. Kecerdasan Umar bin Khatab sangat diperlukan
untuk membangun dasar-dasar kemasyarakatan yang islami.
C. Utsman
Bin Affan
Khalifah Usman bin
Affan berhasil memajukan islam melalui usaha pembukuan al-Qur’an hingga dikenal
Mushaf Usmani ,usaha ini adalah prestasi luarbiasa yang dijadikan sebagai
pedoman hidup umat manusia di dunia . Beliau juga merupakan salah seorang
pemimpin yang lemah lembut dan sangat memperhatikan kepentingan rakyatnya.
Beliau lebih suka menggunakan pendekatan persuasif.
1. Utsman bin Affan dipilih sebagai Kholifah
menggantikan Kholifah Umar bin Khattab yang meninggal karena di tikam oleh Abu
Lu'luah saat beliau menjadi imam sholat subuh. Saat menjelang wafatnya,
Kholifah telah membentuk sebuah dewan yang akan menggantinya. Dewan tersebut
beranggotakan enam orang sahabat yang saat itu dianggap paling tinggi
derajatnya. Keenam anggota dewan tersebut adalah : (1). Usman bin Affan, (2)
Ali bin Abi Thalib, (3)Thalhah bin Ubaidillah, (4) Zubair bin Awwam, (5)
Abdurrahman bin Auf dan (6) Sa'ad bin Abi Waqas.
Dewan tersebut
bertugas memilih salah satu dari mereka untuk menjadi Kholifah . Ketua Dewan
dipegang oleh Abdurrahman bin Auf . Pemilihan di lakukan dengan cara musyawarah
dan mufakat dan untuk mencari suara terbanyak.
Pada akhirnya Usman
bin Affan terpilih sebagai kholifah pengganti Umar bin Khattab. Saat terpilih
menjadi khalifah Usman bin Affan telah berusia 70 tahun. Beliau menjadi
khalifah selama 12 tahun.
2. Prestasi yang dicapai Utsman bin Affan :
a. Kodifikasi Mushaf al Qur'an
Usaha kodifikasi (
pembukuan ) ayata-ayat Al-Qur'an sudah dimulai sejak masa kholifah Abu Bakar As
Shidiq . Ayat-ayat Al- Qur'an yang terkumpul pada masa itu disimpan oleh Hafsah
binti Umar , salah satu istri Rasulullah saw.
b. Renovasi Masjid Nabawi
Masjid Nabawi adalah
masjid yang pertama kali didirikan oleh
Nabi Muhammad saw. pada saat pertama kali tiba di Madinah dari perjalanan
hijrahnya. Masjid ini pada mulanya hanya kecil dan masih sangat sederhana .
Dengan semakin banyaknya jumlah umat islam , maka Kholifah Umar bin Khattab
mulai memperluas masjid ini.
c. Pembentukan Angkatan Laut
Pada masa Kholifah
Usman bin Affan , wilayah islam sudah mencapai Afrika, Siprus, hingga konstantinopel
. Muawiyah saat itu menjabat gubernur Suriah usul dibentuknya angkatan laut .
Usul itu disambut dengan baik oleh Kholifah Usman bin Affan .
d. Perluasan Wilayah Islam
Serangkain penaklukan
bangsa Arab dimotivasi oleh semangat keagamaan untuk menjadikan dunia memeluk
dan mengakui islam. Pada masa pemerintahan Kholifah Usman bin Affan wilayah
Islam semakin meluas. Wilayah Azer Baijan berhasil di taklukkan pasukan muslim
dibawah pimpinan Said bin As dan Huzaifah bin Yaman
Situasi negara pada
masa Khalifah Usman bin Affan benar-benar sudah aman. Kemakmuran sudah tercapai
di segenap lapisan masyarakat. Dalam kondisi seperti itu, karakter pemimpin
yang saleh, penyantun, dan sabar sangat diperlukan. Dengan karakter seperti
Khalifah Usman bin Affan tersebut, kemakmuran rakyat dapat tercapai, baik
jasmani maupun rohani.
D. Masa
Kholifah Ali Bin Abi Thalib
Pada masa kepeminpinan Kholifah Usman bin
Affan , terjadi fitnah yang besar di kalangan kaum muslimin di beberapa daerah,
terutama di Basrah,Mesir dan Kufah. Fitnah-fitnah tersebut sengaja disebarkan
oleh kaum munafik yang dipimpin Abdullah bin Saba. Fitnah tersebut berhasil
menghasut beberapa pihak untuk membrontak dan menuntut mundurnya Khalifah Usman
bin Affan.
Dalam masa krisis tersebut , beliau tetap
tidak mau menggunakan pengawalan khusus yang ditawarkan para sahabatnya. Suatu
ketika , para pembrontak berhasil berhasil menyerbu rumah Kholifah Usman bin
Affan dan membunuhnya. Saat kejadian itu, Kholifah Usman bin Affan sedang
menjalankan puasa sunah dan membaca Al-Qur'an. Malam harinya sebelum terbunuh
beliau mimpi bertemu Rasulullah saw. Dalam mimpinya, Rasulullah saw meminta
untuk berpuasa dan besuknya akan berbuka dengan Rasulullah saw. Mimpi itu
akhirnya menjadi kenyataan.
Sepeninggal Kholifah Usman bin Affan dalam
kondisi yang masih kacau , kaum muslimin meminta Ali bin Abi Thalib untuk
menjadi Kholifah . Akan tetapi ada bebarapa tokoh yang menolak usulan tersebut
diantaranya Muawiyah bin Abi Sufyan. Mereka menolak Ali bin Abi Thalib pada
umumnya adalah para gubernur atau pejabat yang berasal dari keluarga besar
Kholifah Usman bin Affan . Mereka menuntut pembunuh Kholifah Usman bin Affan
ditangkap terlebih dahulu. Setelah itu barulah masalah pergantian pemimpin
dibicarakan.
Sebaliknya, pihak Ali bin Abi Tahlib
berpendapat bahwa masalah kepemimpinan sebaiknya diselesaikan terlebih dahulu.
Seteleh itu, barulah pembunuh Kholifah Usman bin Affan dicari bersama-sama.
Perbedaan pendapat tersebut awal pecahnya persatuan kaum muslimin saat itu.
Akhirnya Ali bin Abi Thalib tetap diangkat sebagai kholifah meskipun ada
beberapa kalangan yang tidak tersedia mengakuinya.
Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah seorang
pemimpin yang disiplin, tegas, dan keras dalam membela kebenaran. Dalam kondisi
tertentu, khalifah Ali bin Abi Thalib lebih mengutamakan kebenaran yang
diyakininya daripada persatuan. Khalifah Ali bin Abi Thalib juga sangat
menjunjung tinggi keputusan yang sudah menjadi kesepakatan mayoritas. Kholifah
Ali bin Abi Thalib melaksanakan langkah-langkah yang dapat dianggap sebagai
prestasi yang telah dicapai.
1. Mengganti Pejabat yang Kurang Cakap.
Kholifah Ali bin Abi
Thalib menginginkan sebuah pemerintahan yang efektif dan efisien. Oleh karena
itu, beliau kemudian mengganti pejabat-pejabat yang kurang cakap dalam bekerja.
Akan tetapi, pejabat-pejabat tersebut ternyata banyak yang berasal dari
keluarga Kholifah Usman bin Affan ( Bani Umayah ).
2. Membenahi Keuangan Negara ( Baitul Mal ).
Setelah mengganti
para pejabat yang kurang cakap, Khalifah Ali bin Abi Tahlib kemudian menyita
harta para pejabat tersebut yang diperoleh secara tidak benar. Harta tersebut
kemudian disimpan di Baitul Mal dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat.
3. Memajukan Bidang Ilmu Bahasa.
Pada saat Kholifah
Ali bin Abi Thalib memegang pemerintahan , Wilayah Islam sudah mencapai India.
Pada saat itu , penulisan huruf hijaiyah belum dilengkapi dengan tanda baca,
seperti kasrah, fathah, dhommah dan syaddah. hal itu menyebabkan banyaknya
kesalahan bacaan teks Al-Qur'an dan Hadits di daerah-daerah yang jauh dari
Jazirah Arab.
Untuk menghindari kesalahan fatal dalam
bacaan Al-Qur'an dan Hadits. Kholifah Ali bin Abi Thalib memerintahkan Abu
Aswad ad Duali untuk mengembangkan pokok-pokok ilmu nahwu, yaitu ilmu yang
mempelajarai tata bahasa Arab. Keberadaan ilmu nahwu diharapkan dapat membantu
orang-orang non Arab dalam mempelajari sumber utama ajaran islam, yaitu
Al-Qur'an dan Hadits.
4. Bidang Pembangunan
Salah satu
pembangunan yang mendapat perhatian khusus dari Khalifah Ali bin Abi Thalib
adalah pembangunan Kota Kuffah. Pada awalnya kota Kufah disiapkan sebagai pusat
pertahanan oleh Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Akan tetapi , Kota Kufah kemudian berkembang
menjadi pusat ilmu tafsir, ilmu hadits,ilmu nahwu dan ilmu pengetahuan lainya.
Rangkuman Materi Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas VIII MTS Semester Ganjil
A. Sejarah Beridinya Bani Abbasiyah
1. Keruntuhan Dinasti Umayyah
Beberapa sebab
runtuhnya Dinasti Umayyah antara lain :
a. Figur pewaris khalifah yang lemah
b. Hak
istimewa Bangsa Arab Suriah
c. Pemerintah yang tidak demokratis dan korup
d. Persaingan
antar suku[1]
2. Sejarah Berdirinya Bani Abbasiyah
Keruntuhan Dinasti
Umayyah pada tahun 750 M menjadi tonggak awal berdirinya Dinasti Abbasiyah.
Khalifah pertamanya adalah Abdullah As-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abbas
bin Abdul Mutholib. Dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang
panjang, yaitu tahun 132 H / 750 M s/d 656 H / 1258 M.
Perlu kita ketahui
bahwa, Bani Hasyim merupakan lawan politik Bani Umayyah yang berlangsung sejak
zaman jahiliyah sampai datangnya islam. Setelah Muawiyyah berhasil mendirikan Dinasti
Umayyah golongan Bani Hasyim berada dalam posisi yang kalah yang tidak memiliki
peranan apapun dalam pemerintahan Dinasti Umayyah. Sebenarnya sejak lama
keluarga Bani Hasyim berhasyrat menduduki jabatan khalifah, karena :
1. Merasa
lebih berhak atas jabatan khalifah
2. Sistem
demokrasi pada masa Dinasti Umayyah diganti dengan sistem turun temurun
3. Pada
masa Muawiyyah keluarga Bani Abbas selalu dikejar-kejar karena dianggap sebagai
kaum pemberontak, sehinnga keluarga Abbas tidak ada kesempatan untuk menyusun
kekuatan
Ketika pemerintahan
dipimpin oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz, beliau bertindak adil dan
memuliakan rakyatnya tidak membedakan warga negaranya baik antara Keluarga
Umayyah, Keluarga Ali, Syi’ah, maupun Keluarga Abbas. Ternyata kebijakan
tersebut telah membuka peluang bagi Bani Abbas untuk menghimpun kekuatan,
selanjutnya mengambil alih kekuasaan dari tangan Bani Umayyah. Pergerakan ini
dipelopori oleh Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas yang kemudian
perjuangannya dilanjutkan oleh puteranya yang bernama Abdullah bin Muhammad
sebagai khalifah pertama.
3. Proses Terbentuknya Bani Abbasiyah
Dengan terbukanya kesempatan untuk menghimpun
kekuatan keluarga Abbas mengatur berbagai strategi dan persiapandi tiga tempat
yaitu kota Al-Humaymah sebagai pusat, kota Kuffah sebagi penghubung, dan kota
Khurasan sebagai gerakan langsung(lapangan). Keluarga Abbas melakukan berbagai
propaganda diantaranya:
1. Menyerukan
bahwa keluarga Abbas lebih berhak atas kekhalifan karena termasuk keturunan
Bani Hasyim yang nasabnya lebih dekat dengan Nabi Saw
2. Tidak
menonjolkan nama Bani Abbasiyah melainkan menggunakan nama Bani Hasyim untuk
menghindari perpecahan dengan kelompok Syi’ah.
3. Mengangkat
12 propagandis yang tersebar di berbagai wilayah
4. Menyerukan
ketidakadilan pemerintahan Bani Umayyah yang dilontarkan oleh Abu Muslim
Al-Khurasani
Akhirnya berbagai gerakan dan propagandan
yang dimotori oleh Muhammad bin Ali mendapat sambutan yang luar biasa dan
tanggapan yang positif dari masyarakat, begitu juga dari golongan Mawali.
Pada tahun 743 M beliau meninggal dan
dilanjutkan oleh puteranya bernama Ibrahim Al Imam. Kemudian setelah Ibrahim
meninggal, pergerakannya dilanjutka oleh saudaranya bernama Abdullah bin
Muhammad. Gabungan antara Abdullah dan Abu Muslim menjadi sebuah kekuatan besar
yang sangat ditakuti Bani Umayyah. Akhirnya, Dinasti Umayyah mengalami
kekalahan total dalam pertempuran dengan terbunuhnya Khaifah Marwan II bersama
120.000 tentaranya meskipun mereka berusaha melarikan diri. Dengan begitu
runtuhlah Dinasti Umayyah dan berdirilah Dinasti Abbasiyah. [4]
4. Tokoh-tokoh
yang Berperan dalam Pembentukan Dinasti Abbasiyah
1. Muhammad
bin Ali
2. Ibrahim
Al Imam
3. Abu
Abbas As Saffah
4. Abu
Ja’far Al Mansur
5. Abu
Muslim Al Khurasani
5. Faktor
Pendukung Berdirinya Bani Abbasiyah
1. Keadilan
Khalifah Umar bin Abdul Aziz
2. Figur
Khalifah Dinasti Umayyah yang lemah
3. Pemerintahan
Dinasti Umayyah yang korup
4. Keturunan
Abbas termasuk keturunan Bani Hasyim[5]
B. Perkembangan Kebudayaan/Peradaban Islam pada
Masa Bani Abbasiyah
1. Kondisi Sosial Bani Abbasiyah
Pada masa Dinasti Abbasiyah, masyarakat
terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelas khusus dan kelas umum. Kelas khusus
terdiri dari khalifah, keluarga khalifah(Bani Hasyim), para pejabat negara,
para bangsawan yang bukan bani Hasyim, yaitu Bani Quraisy, dan para petugas
khusus seperti anggota tentara dan para pegawai istana. Adapun kelas Umum
terdiri dari para seniman, para ulama(fuqaha dan pujangga), para
saudagar(pedagang) dan para tukang atau petani. Untuk menciptakan keadilan
sosial Dinasti Abbasiyah membuat kebijakan pembentukan badan negara, yang
anggotanya terdiri dari wakil semua golongan. Tugasnya adalah melayani
masyarakat dari berbagai golongan tidak ada perbedaan suku, kelas sosial, dan
agama.
2. Kemajuan Kebudayaan Bani Abbasiyah
Terjadi percampuran budaya arab dengan budaya
non arab selama perluasan wilayah. Proses tersebut akhirnya melahirkan
kemajemukan warga negara. Keragaman warga negara tersebut meliputi berbagai
suku bangsa, agama, dan kebudayaan.
3. Kemajuan Politik dan Militer Bani
Abbasiyah
a. Periode pertama atau periode pengaruh Arab dan
Persia I (132-232 H / 750-847 M). Pemerntahan Dinasti Abbasiyah dipengaruhi
sangat kuat oleh sebuah lembaga dari bangsa persia.
b. Priode
kedua atau periode pengaruh Turki I (232-334 H / 847-945 M). Para perwira
militer Turki betul-betul mendominasi pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Figur
khalifah hanya menjadi simbol di istana Baghdad. Orang-orang Turki itu berbuat
sekehendaknya dan bahkan ikut campur tangan dalam pergantian khalifah.
c. Periode ketiga atau Pengaruh Persia II
(334-447 H / 945-1055 M). Kekuasaan Dinasti Buhaiwiyah dalam pemerintahan
Khilafah Abbasiyah.
d. Periode
keempat atau periode Turki II (447-590 H / 1055-1194 M). Kekuasaan Dinasti
Saljuk dalam pemerintahan Khilafah Abbasiyah, hingga datangnya serbuan bangsa
Tar-tar dan ekspansi Turki Utsmani. [6]
C. Tokoh-tokoh
Ilmuan Muslim dalam Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Abbasiyah
1. Tokoh
Ilmuan pada Masa Bani Abbasiyah
a. Abu al-Hasan Ali bin Sahl Rabban at-Tabari
penemu pertama Ensiklopedia Kedokteran (At-Tabari).
b. Abu
Ali al-Husain bin Abdullah bin Sina 370-428 H/980-1037 M (Ibnu Sina/Avvicenna).
Seorang ilmuan yang terkenal sebagai ahli kedokteran
c. Abu
Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi 251-313H/864-930M (Ar-Razi/Ar-Razes).
Seorang murid At-Tabari
d. Abu
Yusuf Ya’qub bin Ishaq bin Sabah bin Imran bin Ismail bin Muhammad bin Asy’as
bin Qais al-Kindi 801-873 M (Al-Kindi). Nama al-Kindi berasal dari nama salah
satu suku arab terbesar sebelum islam, yaitu suku Kindah. Al-Kindi adalah
ilmuan muslim pertama yang mendalami ilmu-ilmu filsafat. Pemikir muslim pertama
yang menyelaraskan filsafat dan agama.
e. Muhammad bin Ahmad al-Imam al-Jalil Abu Hamid
at-Tusi al-Ghozali 450-505H/1058-1111M (Al-Ghozali). Ia terkenal sebagai ahli
tasawuf sunni. Ia terkenal juga sebagi guru besar buku-buku karyanya banyak
dijadikan sebagai rujukan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia seperti Ihya
Ulumuddin, Tahafut al-Falfisah, dan lain sebagainya.
f. Ahmad
bin Muahammad bin Ya’qub bin Miskawaih 320-412H/932-1030M (Ibnu Miskawaih).
Seorang sejarawan besar dan ilmuan muslim pertama di bidang filsafat akhlak.
g. Abu
Musa Jabir bin Hayyan 750-803 M. Orang barat menyebutnya Geber. Sumbangan
terbesarnya dalam dunia pendidikan adalah di bidang kimia. Ia terkenal sebagai
Bapak Kimia Modern.
h. Muhammad
bi Musa al-Khawarizmi 780-850M (Al-Khawarizmi, Al-Cawarizmi, Al-Ahawizmi,
Al-Karismi, Al-Goritmi, Al-Gorismi). Ilmuan yang terkenal dibidang matematika.
Ilmuan yang pertama kal memperkenalkan ilmu aljabar dan ilmu hisab.
2. Peran
Tokoh Ilmuan Muslim pada Masa Bani Abbasiyah
a. Menyumbangkan berbagai ilmu pengetahuan
seperti ilmu filsafat, astronomi, dan kedokteran.
b. Banyak
menerjemahkan buku-buku asing ke dalam bahasa Arab
c. Banyak bermunculan cendekiawan dan
sarjana-sarjana muslim baru
d. Ilmu
penegetahuan islam berkembang sangat pesat sehingga menempatkan negara islam
sebagai negara tak tertandingi
e. Banyak menulis buku-buku yang bermanfaat dan
sangat bermutu
f. Banyak
berdiri perpustakaan-perpustakaan dan universitas-universitas
g. Tersusunnya
ensiklopedi, yaitu kamus tentang ilmu penegetahuan
3. Kemajuan
Ilmuan Muslim pada Masa Bani Abbasiyah
a. Berdirinya lembaga-lembaga pendidikan
b. Berdirinya
kota-kota kegiatan ilmu pengetahuan
c. Berkembangnya ilmu-ilmu naqli
d. Lahir
ilmu fiqih dan fuqaha terkenal
e. Berkembangnya ilmu aqli[8]
Rangkuman
Materi SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) Kelas VIII MTS Semester Genap
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Ayyubiyah
Bani Ayyubiyah merupakan keturunan Ayyub,
seorang keturunan suku Kurdi dari Azerbaijan. Pendiri dinasti ini adalah
Salahuddin Yusuf al-Ayyubi putra Najmuddin bin Ayyub. Pada masa Nuruddin Zanki,
Gubernur Suriah dari bani Abbasiyah, Salahuddin diangkat sebagai kepala
garnisun di Balbek.
Pada masa mudanya Salahuddin Yusuf al-Ayyubi
penuh dengan perjauangan dan peperangan. Hal ini dilakukanya dalam menunaikan
tugas negara untuk memadamkan sebuah pemberontakan dan juga dalam menghadapi
tentara salib. Keberhasilan sebagai tentara mulai terlihat ketika ia
mendampingi pamanya, Asaduddin Syirkuh, yang mendapat tugas dari Nuruddin Zanki
untuk membantu bani Fatimiyah di Mesir, Perdana Menteri Syawar yang dikudeta
oleh Dirgam menjanjikan imbalan sepertiga pajak tanah Mesir. Salahuddin Yusuf
al-Ayyubi berhasil mengalahkan Dirgam. Perdana Menteri Syawar akhirnya berhasil
menduduki jabatanya kembali pada tahun 1164 M.
Tiga tahun kemudian Salahuddin menyertai
pamanya ke Mesir kali ini akan memberantas Syawar (yang dulu pernah
ditolongnya) yang bersukutu dengan Amauri, seorang panglima tentara salib yang
dulu pernah membantu Dirgam, Akhirnya Salahuddin berhasil mengalahkan Syawar
dan Amauri. Salahuddin berhasil menduduki Iskandariyah, namun ia dikepung oleh
tentara Salib. Akhirnya terjadi perjanjian damai pada bulan Agustus 1167 M.
Salahuddin kembali ke Suriah, Amauri kembali ke Yerusalem, dan Iskandariyah
diserahkan kepada Syawar.
Pada tahun 1169, tentara salib yang dipimpin
Amauri menyerang Mesir dan bermaksud menguasai Mesir. Khalifah bani Fatimiyah,
Al-Adid meminta bantuan Salahuddin dan Asaduddin Syirkuh untuk mempertahankan
Mesir, Amauri kali ini berhasil dikalahkan pasukan Salahuddin dan Asadudin
Syirkuh.
Atas jasa-jasanya, Khalifah Al-Adid
mengangkat Asaduddin Syirkuh sebagai perdana Menteri. Namun dua bulan kemudian
Asaduddin wafat dan Salahuddin diangkat mengantikanya, Salahuddin berusia 32
tahun saat diangkat menjadi perdana Menteri dan mendapat gelar al-Malik
An-Nasir.
Setelah Khalifah Al-Adid meninggal pada tahun
1171 M, berakhirlah Dinasti Fatimiyah dan Salahuddin berkuasa penuh atas Mesir
dan mendirikan pemerintahan Ayyubiyah
B. Masa Pemerintahan Dinasti Ayyubiyah
Pemerintahan Ayyubiyah terbagi menjadi 3
periode. Masing-masing periode mempunyai karakteristik yang berbeda dalam
pengambilan fokus kebijakannya.
1. Periode pertama atau periode orang-orang
Mesir (1171-1174 M) merupakan periode pertahanan.
2. Peroiode kedua atau periode orang-orang
Syiria (1174-1186 M) dimulai dengan wafatnya Nuruddin Mahmud Zinki.
3. Periode ketiga atau periode Paletina (1186 –
1193 M) digunakan seluruhnya untuk perang suci melawan orang-orang salib.
Tahun 1193 M, Salahuddin al- Ayyubi berpulang
ke Rahmatullah meninggalkan kemenangan besar bagi kaum Muslimin. Adapun
pengganti Salahuddin sebagai berikut :
1. Al – Adil I (1145 – 1218 M)
Ia adalah saudara
Salahuddin yang bernama Al-Malik Al-Adil Saifudin Abu Bakar Ayyub. Dari nama
Saifuddin ini, tentara Salib memberinya julukan Shapadin. Ia adalah putra
Najmuddin Ayyub dan merupakan saudara muda Salahuddin Yusuf. Prestasi
pertamanya ialah ketika ia diangkat sebagai pemimipin pasukan saat mengikuti
ekspedisi militer pamanya Asaduddin Syirkuh.
2.
Al-Kamil (1180 – 1238 M)
Ia adalah anak
Al-Adil yang bernama Al-Malik AL-Kamil Nasiruddin Abu Al-Ma’ali Muhammad. Ia
melanjutkan perjuangan Salahuddin dan Adil dalam perang melawan tentara Salib.
Bahkan ia berhasil memaksa tentara Salib keluar dari Mesir pada tahun 1221 M.
3.
Salih Ayyub
Pada masa ini ketika
Salih Ayyub meininggal dunia dan kemudian digantikan istrinya Syajarah ad Durr,
ia merupakan penguasa wanita pertama dalam sejarah khalifah dan kerajaan Islam.
Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Dinasti Ayyubiyah di Mesir.[10]
C. Kemajuan-kemajuan kebudayaan Dinasti
Al-Ayyubiyah
1. Bidang Pendidikan
Banyak berdiri
madrasah-madrasah diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Madrasah-madrasah yang didirikan oleh
sultan-sultan
b. Madrasah-madrasah yang didirikan oleh rakyat
umum
2. Bidang Politik
Membuat beberapa
kebijakan dalam membangun pemerintahan
a. Mengganti qadi-qadi (hakim) Syiah dengan
qadi-qadi dari kalangan ulama Sunni.
b. Mengganti pegawai pemerintahan yang melakukan
korupsi
c. Memecat pegawai yang bersekongkol dengan penjahat
atau perampok.
3. Bidang sosial budaya
Sultan Salahuddin
mengakhiri sisa hidupnya dengan melakukan kegiatan bagi kesejahteraan
masyarakat, seperti membangun rumah sakit, sekolah-sekolah, perguruan-perguruan
tiggi serta masjid-masjid diseluruh daerah yang diperintahnya.
4. Bidang Militer
Selain memiliki alat
perang yang lengkap. Disamping itu, adanya perang salib telah membawa dampak
positif, keuntungan dibidang industri, perdagangan, dan intelektual, misalnya
dengan adanya irigasi.
5. Bidang Industri
Kemajuan dibidang
industri dibuktikan dengan dibuatnya kincir oleh seorang Syiria yang lebih
canggih dibanding buatan barat. Terdapat pula pabrik karpet, pabrik kain dan
pabrik gelas.
6. Bidang perdagangan
Bidang ini membawa pengaruh
bagi Eropa dan negara-negara yang dikuasai Ayyubiyah. Di Eropa terdapat
perdagangan agrikultur dan industri. Hal ini menyebabkan perdagangan
Internasional dilakukan melalui jalur laut.
7. Bidang Filsafat dan Keilmuan
Bukti konkrtinya
adalah Adelasd of Bath yang telah diterjemahkan, karya-karya orang Arab tentang
astronomi dan geometri, dan penerjemahan bidang kedokteran.
D. Tokoh- tokoh llmuan muslim pada masa dinasti
Ayyubiyah
1. Abdul Latif Al-Bagdadi (ahli ilmu mantiq dan
bayan)
2. Syech Aby Qasim Al- Manafalubi (ahli fiqih)
3. Syamsudin Khalikan (ahli sejarah)
4. Abu
Abdullah Al-Quda’i (seorang ahli fiqih, hadis dan sejarah)[12]
E. Peran para tokoh ilmuan muslim pada masa
Dinasti Al-Ayyubiyah
Dengan adanya para ilmuan muslim membawa
peran yang sangat banyak sekali dalam perkembangan kemajauan kebudayaan islam
di masa dinasti Al-Ayyubiyah, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Memberi pemahaman tentang paham sunni yang
menjadi madhzab resminya, yaitu mengajarkan berbagai macam ilmu yang berkaitan
dengan bahasa seperti, ilmu nahwu (tata bahasa arab), balaghah, mantiq
(logika), dan sastra
2. Mengajarkan berbagai macam ilmu-ilmu seperti,
tauhid, fiqih, hadist, dan tasawuf
3. Mengajarkan berbagai macam ilmu umum seperti,
kedokteran, matematika, sejarah, dan ertanian
4. Mendirikan berbagai macam fakultas, yang
disesuaikan dengan nama ilmunya, diantaranya : Fakultas Syariah, Fakultas
Ushuluddin, dan Fakultas Bahasa [13]
F. Ibrah dari perkembangan kebudayaan atau
peradapan islam pada masa Dinasti Al-Ayyubiyah
Perjuangan Salahuddin al-Ayyubi selam dua
puluh tahun dalam menghadapi tentara salib tidak dapat dilepaskan terhadap
pengaruh kemajuan kebudayaan/ peradaban pada masa Dinasti Ayyubiyah. Adapun
ibrah yang dapat dipetik adalah sebagai berikut :
1. Kepemimpinan
2. Kesehatan
3. Pertanian
4. Pendidikan
5. Keteladanan terhadap para ilmuan
6. Keteladanan terhadap Shalahuddin.
G. Meneladani keperwiraan Salahuddin Al-Ayyubi
Ibrah atau pelajaran yang dapat diambil dari
pelajaran sejarah dan biografi Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi untuk diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah :
1. Kita harus mempunyai sikap rendah hati,
dermawan dan jujur
2. Tegas dan bijaksana dalam setiap melaksnakan
tugas
3. Kita harus memiliki sifat As-Saja’ah
(Pemberani), terlebih dalam menegakkan kebenaran
4. Harus memiliki jiwa pemurah dan penyayang
terhadap siapa saja, terutama terhadap orang-orang yang lemah
5. Kita harus bersikap tegas terhadap segala
bentuk kemaksiatan dan kemungkaran.
6. Kita harus mencintai ilmu, baik ilmu
pengetahuan agama mauapun umum. Dengan cara belajar bersungguh-sungguh dan
tekun[15]
Rangkumnan Materi SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) Kelas IX
Mts Semester Ganjil
A. Proses Masuknya Islam di Indonesia
1. Melaui Perdagangan
Mula-mula islam di
bawa oleh para pedagang dari hujarat ke nusantara, hujarat terletak di pantai
barat india, langkah para para pedagang dari hujarat tersebut kemudian di ikuti
oleh orang-orang arab dan persia. Disamping mereka berdagang, mereka juga sebagai
mubalig, mereka berkomunikasi anta pedagang sekaligus menyampaikan
ajaran-ajaran islam kepada pedagang nusantara, ajaran islam yang sederhana dan
mudah dimengerti dan di terimamenjadikan penduduk nusantara banyak yang
mengikutinya, selain itu prilaku para pedagang yang menyebarkan agama tersebut
sangat terpuji, ramah ,sopan, hidup bersih dan teratur, jujur dan berakhlak
mulia, sehingga agama islam disambut dengan aik oleh penduduk nusantara.
2. Melalui sosial budaya
a. Perkawinan
Yaitu seorang yang
menganut islam yang menikah dengan orang yang belum menganut islam, sehingga
pasanganya ikut masuk agama islam dan terbentuklah keluarga muslim.
Sumber-sumber literatur cina menyebutkan , menjelang seperempat abad ke-7 sudah
berdiri perkampungan arab muslim dipesisir pantai sumatra, hingga membentuk
komunitas-komunitas muslim.
b. Kesenian
Yaitu penyebaran
agama islamdengan media seni wayang, musik rebana ,syair dan media lainya, baik
seni banguna, pahat, ukir, tari, sastra maupun musik
c. Akulturasi
danasimilasi kebudayaan
Hal ini dilakukan
dengan menggunakan unsur-unsur kebudayaan untuk usaha penyebaran islam,
misalnya denga nmenggunakan doa-doa islam dalam melaksanakan upacara-upacara
adat, seperti kelahiran anak perkawinan dan lain-lain,
d. Melalui pengajaran
Pendidikan yang
diselenggarakan oleh ulama-ulama melalui pesantren atau pondok, lembaga
pendidikan terebut tidak sukar diterima olehmasyarakat nusantara waktu itu,
karena sistemnya tidak jauh berbeda dari lembaga pendidikann yang yang dikelola
oleh para biksu pada masa sebelumnya. melauli pondok pesantren paara ustad
menyanmpaikan ajaran –ajaran islam. dengan didirika pondok pesantren di wilayah
nusantara, ajaran –ajaran islam dapat dipersebarluaskan oleh para
santri-santrinya kelak.[16]
B. Perkembangan islam di indonesia
1. Sumatera
Islam masuk ke
sumatra denganjalan damai . para mubaligh melangsungkan perkawinan dengan
penduduk setempat dan islam berkembang seara turun menurun , lama kelamaan
mereka membentuk kerajaan yang bercorak islam , kerajaan pertama di indonesia
adalah kerajaan samudra pasai
2. Jawa
Di jawa agama masuk
melalui pesisir utara , bukti awal masuknya agama islam dipulau jawa adalah
dengan ditemukanya makam fatimah binti maimun binti hibbatullah yang wafat pada
tahun 475 H atau 1082 M. di desa leran, kecamatan Manyar ,Gresik. di gresik
sudah ada kelompok muslim, hal iini beralasan fatimah sebagai putri bangsawan
pasti tidak datang seoran diri, bisa jadi kelompok fatimah itu berdakwah di
lingkungannya.hal ini sangat beralasan karna bagi oarang muslim di manapun ia
berada, ia berkewajibanmendakwahkan agama islam, di gresik di temukan prasati
yang lebih muda usianya, prasasti itu terdapat makam malik ibrahim dari kasyan,
makamnya mewah terbuat dari baatu pualan, merupakan makam buaatan cambay,
Gujarat( india selatan)
3. Kalimantan
Agama islam di
kalimantan menyebar sampai pedalaman salah satunya di kalimantan barat tepatnya
di daerah pontianak ,Menurut cerita agama islam dia dekitar pontianak di
syiarkan oleh bangsawan arab bernama sultan syarif abdurrahman pada abad ke-18
, setelah berhasil menyebarkan agma islam, sultan syarif abdurrahman menjadi
penguasa di potianak, makam, masjid, dan istana sultan syarif abdurrahman masih
ada sampe sekarang di ketepang (kota sebelah selatan pontianak) , megalir
sungai besar bernama pawan, disana terdapaat pemakamman islam kuno ,diantara
makam-makam itu terdapat sepasang baatu nisan yang di pahat timbul dengan angka
tahhun jawa kuno , bentuk batu isan itu sama dengan bentuk nisan majapahit,
bahkan ada sebuah yang un jawa kuno , bentuk batu isan itu sama dengan bentuk
nisan majapahit, bahkan ada sebuah yang berhias lambang surya majapahit , angka
tahun tertua adalah tahun 1340 saka (1418 M) dan angka tahun 1363 saka (1441 M)
4. Sulawesi
Sejarah masuknya
agsma islam di mulai di makassar, gowa dan tallo, sulawesi selatan. Sejak
dahulu di sulawesi selatan sudah berdiri beberapa kerajaan-kerajaan,
diantaranya gowa, tallo dan bone, namun yang paling awal memeluk agama islam
adalah raja dan masyarakat gowa-tallo, bukti bahwa agama islam telah masuk di
sulawesi adalah sebuah naskah yang disebut Lontara Bilang, Naska ini semacam
buku harian atau catatan tentang raja-raja gowa dan tallo sejak tahun 955
Hijriyah. (1545 M) smpai dengan bulan dzulhijah tahun 1168 Hijriyah atau 1
November 1755
5. Maluku
Daerah maluku terdiri
atas beraus-ratus pulau, sehingga dikenal dengan sebutan daerah seribu pulau,
pada masa kedatangan sgama isla, pulau-pulau penting di maluku bukan di bagian
selatan seprti ambon, banda dan seram, melainkan di bagian utara yakni ternate,
tidore, bacan dan jailolo, menurut cerita rakyat ,pada abad ke-8 Masehi datang
seorang mubaig dari irak meraka itu golongan syiah, yaitu orang yang mengikuti
jejak atau paham yang diajarkan oleh sayyidina Ali ,keempat mubalig tersebut
adalah syeh Mansyur ,Syekh Yakub, Syekh Amin, Syekh Umar.[17]
C. Tokoh Penyebar Islam di Nusantara
1. Tokoh penyebar islam di Tanah Jawa
Wali Songo adalah
penyebar islam di Pulau Jawa. Para ulama itu berhasil menanamkan islam dalam
ranah tauhid,sosial.budaya dan politik. Puncak karya gemilang mereka adalah
berdirinya Kesultanan Giri,Demak, dan Cirebon, sekaligus membuktikan bahwa
mereka bukanlah sufi semata yang menafikan penegakan syariat islam.
Wali songo ditulis
dalam Serat Walisangga karya pujangga Mataram R.M. Ranggawarsita pada abad 19
sebagai wali songo, wali sembilan. Kemudian muncul pelusuran, atau lebih
tepatnya penafsiran ulang.Sebagai berpendapat , kata tsana (mulia ,Arab). Maka,
walisana berarti wali wali mulia atau terpuji . yang lainya melihat kata sana
diambil dari bahasa jawa kuno yang berarti tempat. Karenanya, walisana berarati
wali atau kepala suatu tempat atau daerah. Namun kebanyakan ulama sepakat bahwa
walisongo merupakan kumpulan ulama yang bertujuan menegakan agama Allah.
Di antara nama
walisongo adalah Maulana Malik Ibrahim, Raden Ali Rahmatullah, Raden Ainun
Yaqin, Raden Makhdum Ibrahim, Raden Syahid, Syarif Hidayatullah, Sunan Drajad,
Sunan Kudus, dan Sunan Muia.
2. Tokoh Penyabar Islam di Kalimatan
Para ulama awal yang
berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kadeer-kader dakwah yang terus
menerus mengalir. Islam masuk ke Kalimatan aatau yang lebih dikenal dengan
Borneo kala itu. Di pulau ini, ajaran islam mauk dari dua pintu.
Jalur pertama yang
membawa islam masuk ke tanah Borneo adlah jalur Malaka ke tangan penjajah
Portugis kian membuat dakwah semakin menyabar. Para mubalig-mubalig dan
komunitas islam keanyakan mendiami pesisir barat Kalimatan.
Jalur lain yang di
gunakan untuk menyabarkan dakwah islam adalah para mubalig yang di kirim dari
tanah jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimatan ini menemui puncaknya saat kerajaan
Demak berdiri. Demak mengirimkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya
yang besar, salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari. Muhammad
Arsyad al banjari adalah seorang ulama besar yang sangat berpengaruh dan
berperan penting dalam sejarah islam. Ia banyak menulis kitab agama dan pernah
menduduki jabatan mufti kesultanan Banjar.
Muhammad Arsyad al
Banjari lahir di lok Gabung, Martapura,Kalimatan selatan pada tahun 1710. Ia
adalah putra tertua dari Abdullah dan Siti Aminah.
Pendidikaya di mulai
di lingkungan keluarganya yang saleh dan tat beragama. Saaat berusia tujuh
tahun, Sultan Tahlilullah (1700-1745) meminta kepada orang tua al-Bajari agar
mereka bersedia menyerahkanya untuk dididik di istana sekaligus diangkat
sebagaianak angkat sultan. Sultan tertarik karena kecerdasanya dan ketrampilnya
yang diketahui sultan ketika mengunjungi lok Gabang. Meskipun agak berat,
Abdullah dan Aminah tidak mampu menolak maksud baik sultan. Di istana tersebut,
al-Banjari menerima pendidikanya dari guru-guru yang didatangkan sultan ke
istana.
3. Tokoh Penyabar Islam di Sulawesi
Ribuan pulau yang ada
di indonesia, sejak lama telah menjalin hubungan dari puau ke pulau. Baik atas
motivasi ekonomi maupun motivasi politik dan kepentigan kerajaan. Hubungan ini
pula yang mengantar dakwah menebus dan meabah Celebes atau Sulawesi. Menurut
catata portugis yang datang pada tahun 1540 sudah bisa menemui pemukiman muslim
di beberapa daerah. Meski belum terlalu besar, namun jalan dakwah twrus
berlarut hinggga menyentuh raja-raja di kerajaan Gowa yang beribu negeri di
makasar.
Raja Gowa pertama
yang memeluk islam adalah Sultan Alaidin al Awwal dan perdana menteri atau
wazir besarnya, karaeng Matopa pada tahun 1603. Sebelumnya, dkwah islam telah
sampai pula pada ayahandanya Sultan Alaidin yang bernama Toniggallo dari Sultan
Ternate yang lebih dulu memeluk islam. Namun, Tonigallo khawatir jika ia
memeluk islam, ia merasa kerajaannya akan di bawah pengaruh kerajaan ternate.
Orang pertama yang
memeluk islam karena pemahamanya dan aktivitas dakwah mereka. Mereka adalh
Khatib Tunggal, Datuk Ri Bandang, Datuk Patimang dan Datuk Ri Trio. Dapat
diketahui dan dilacak dari mana para ulama di atas, yang bergelar datuk-datuk
adalah para ulama dan mubalig asal Minangkabu yang menyebarkan islam ke
makasar.
Pusat-pusat dakwah
yang di bangun oleh kerajaan Gowa inilah yang melanjutkan perjalanan ke wilayah
lain sampai ke kerajaan Bugis, Wajo Sopeng, Sindenreng, Tanette, Lueu dan
Paloppo.
4. Tokoh Penyebar Islam di Maluku
Kepulauan Maluku yag
terkanal kaya dengan hasil bumi yang melimpah membuat wilayah inni zaman antik
dikenal dan dikunjungi para pedagang seantero dunia. Karena status itu pula
islam lebih dulu sampai ke maluku sebelum sampai ke makasar dan kepulauan-kepulauan
lainya.
Kerajaan Ternate
adalah kerajaan terbesar di kepulauan ini. Islam masuk ke wilayah ini sejak
tahun 1440, sehungga, saat Portugis mengunjungi Ternate pada tahun 1512,Raja
Ternate adlah seorag muslim, yakni Bayang Ullah.Kerajaan lain yang juga menjadi
representasi islam di kepulauan ini adalah Kerajan Tidore yang wilayah
teritorialnya cukup luas meliputi sebagian wilayah Halmahera,pesisir barat
kepulauan Papua dan sebagian kepulauan Seram.
Ada juga Kerajaan
Bacan, Raja Bacan yang memeluk islam adalah Raja Zainul Abidin yang bersyahadat
pada tahun 1521. Di tahun yang sama berdiri pula kerajaan jaiolo yang juga
dipengaruhi oleh ajaran-ajaran islam dalm pemerintahanya.
5. Tokoh Penyabar Islam di Papau
Beberapa kerajaan di
kepulauan maluku yang wilayah teritorialnya sampai di pulau papua menjadikan
islam masuk pula di papua Cenderawasih. Bayak kepala-kepala suku di wilayah
Waigo,Misool dan beberapa daerah Lin Yng di bawah pemerintahan kerajaan bacan,
banyak kepala-kepala suku doi pulau Papua memeluk isam. Namun, dibanding
wilayah lain, perkembangan islam di pulau hitam ini bisa dibilang tak terlalu
besar.
6. Tokoh Penyebar Islam di Nusa Tengggara
Islam masuk ke
wilayah Nusa Tenggara bisa dibilang awal abad ke 16. Hubungan Sumbawa yang baik
dengan Kerajaan Mkassar membuat Islam turut pula ke Nusa Tenggara. Sampai kini
jejak islam bisa di lacak dengan meneliti makam seoang mublig asal makasar yang
terletak di kota bima. Begitu juga dengan makan Sunan Bima yangpertama kali
memeluk islam. Bisa di sebut seluruh penduduk bima para muslim sejak mula.
Selain sumbawa, islam
juga Msuk ke lombok. Orang-orang Bugis datang ke lombok dari Sumbawa dan
mengajarkan islam di sana. Hingga kini, beberapa kata di suku-suk Lombok banyak
kesamaan dengan bahsa Bigis.
Demikian uraian singkat Rangkuman atau Ringkasan Materi SKI Kelas 7, 8 dan 9 MTS SMP -
Terima kasih artikelnya sangat bermanfaat. Salam kenal, terus berkarya dengan informasi yang terupdate. Semoga sukses.
ReplyDelete