Tata Cara Sholat (shalat) Jenazah

Praktek Tata Cara Sholat (shalat) Jenazah,


Sebelum membahas Tata Cara Sholat (shalat) Jenazah, perlu diketahu bahwa Sholat (Shalat) Jenazah terdiri dari 8 rukun dan Hukum menjalankannya adalah “Fardhu Kifayah” artinya jika tidak ada yang menjalankan, semua akan berdosa. Shalat ini gak memakai ruku’, sujud, i’tidal dan tahiyyat, hanya dengan 4 takbir dan 2 salam, yang dilakukan dalam keadaan berdiri.


Berikut ini adalah rukun sholat jenzah :

1. Niat
Setiap shalat dan ibadah lainnya kalo gak ada niat dianggap gak sah, termasuk niat melakukan Shalat jenazah. Niat dalam hati dengan tekad dan menyengaja akan melakukan shalat tertentu saat ini untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah : 5).
Hadits Rasulullah SAW dari Ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya. Setiap orang mendapatkan sesuai niatnya.” (HR. Muttafaq Alaihi).
2. Berdiri Bila Mampu
Shalat jenazah sah jika dilakukan dengan berdiri (seseorang mampu untuk berdiri dan gak ada uzurnya). Karena jika sambil duduk atau di atas kendaraan [hewan tunggangan], Shalat jenazah dianggap tidak sah.
3. Takbir 4 kali
Aturan ini didapat dari hadits Jabir yang menceritakan bagaimana bentuk shalat Nabi ketika menyolatkan jenazah.
Dari Jabi ra bahwa Rasulullah SAW menyolatkan jenazah Raja Najasyi (shalat ghaib) dan beliau takbir 4 kali.
(HR. Bukhari : 1245, Muslim 952 dan Ahmad 3:355)
Najasyi dikabarkan masuk Islam setelah sebelumnya seorang pemeluk nasrani yang taat. Namun begitu mendengar berita kerasulan Muhammad SAW, beliau akhirnya menyatakan diri masuk Islam.
4. Membaca Surat Al-Fatihah
5. Membaca Shalawat kepada Rasulullah SAW
6. Doa Untuk Jenazah
Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW :
“Bila kalian menyalati jenazah, maka murnikanlah doa untuknya.”
(HR. Abu Daud : 3199 dan Ibnu Majah : 1947).
Diantara lafaznya yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW antara lain :
“Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi’ madkhalahu, waghsilhu bil-ma’i watstsalji wal-baradi.”
7. Doa Setelah Takbir Keempat
Misalnya doa yang berbunyi :
“Allahumma Laa Tahrimna Ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfirlana wa lahu..”
8. Salam

Berikut ini Tata Cara Sholat (shalat) Jenazah
1. a. Niat salat jenazah laki-laki sebagai berikut:
ﺍُﺻَﻠِّﻲ ﻋﻠﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟَﻤﻴّﺖِ ِﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻲ
Teks latin: Ushallii ‘alaa haadzal mayyiti lillaahi ta’aala
Artinya: Aku niat menshalatkan mayyit ini, karena Allah Ta’aala
b. Niat shalat janazah perempuan sebagai berikut:
ﺍﺻﻠﻲ ﻋﻠﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻤﻴﺘﺔ ﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻲ
Teks latin: Ushallii ‘alaa haadzihil mayyitati lillaahi ta’aala
Artinya: Aku niat menshalatkan mayyit perempuan ini, karena Allah Ta’aala
c. Apabila dilakukan secara berjemaah, tambahkan kata ma’muman atau imaman (sesuai posisi anda) sebelum kata lillahi ta’ala.
2. Salat janazah dilakukan dengan berdiri saja. Tanpa duduk.
3. Jumlah takbir salat jenazah ada empat.
a. Takbir pertama membaca: Surat Al Fatihah
b. Takbir kedua diikuti dengan membaca sholawat Nabi. Contoh, allahumma solli ala Sayyidina Muhammad
Bacaan shalawat yang lengkap:
ﺃﻟﻠﻬﻢ ﺻَﻞِّ ﻋﻠﻲ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻲ ﺃﻝِ ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﺻَﻠَﻴْﺖَ ﻋﻠﻲ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻭﻋﻠﻲ ﺃﻝ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻭﺑﺎﺭِﻙْ ﻋﻠﻲ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻲ ﺃﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﺑﺎﺭﻛﺖ ﻋﻠﻲ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻭﻋﻠﻲ ﺃﻝ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ ﺇﻧﻚ ﺣﻤﻴﺪ ﻣﺠﻴﺪ
Teks latin: Allaahumma shalli ‘alaa muhammadin, wa ‘alaa aali muhammadin, kamaa shallaita ‘alaa ibraahiima, wa ‘alaa aali ibraahiima. Wa baarik ‘alaa muhammadin, wa ‘alaa aali muhammadin, kamaa baarakta ‘alaa ibraahiima, wa ‘alaa aali ibraahiima. Fil ‘aalamiina innaka hamiidum majiid.
Artinya: Ya Allah, berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. Berilah berkah kepada Muhammad dan keluarganya (termasuk anak dan istri atau umatnya), sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”
c. Takbir ketiga diikuti dengan bacaan doa untuk mayit. Contoh, allahumma ighfir lahu (laha) wa afihi wa’fu ‘anhu
Bacaan doa yang lebih panjang:
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻪُ ﻭﺍﺭْﺣَﻤﻪُ ﻭﻋﺎﻓِﻪِ ﻭﺍﻋﻒُ ﻋﻨﻪ ﻭﺃَﻛْﺮِﻡْ ﻧُﺰﻭﻟَﻪُ ﻭﻭﺳِّﻊْ ﻣَﺪﺧﻠَﻪُ ﻭﺍﻏْﺴِﻠْﻪُ ﺑِﻤﺎﺀٍ ﻭﺛَﻠْﺞ ﻭﺑَﺮَﺩٍ ﻭﻧَﻘِﻪِ ﻣﻦ ﺍﻟﺨَﻄﺎﻳﺎ ﻛﻤﺎ ﻳُﻨَﻘَﻲ ﺍﻟﺜَﻮﺏُ ﺍﻷَﺑْﻴَﺾُ ﻣِﻦِ ﺍﻟﺪَﻧَﺲِ ﻭﺃَﺑْﺪِﻟْﻪُ ﺩﺍﺭًﺍ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻦْ ﺩَﺍﺭِﻩِ ﻭﺃَﻫْﻠًﺎ ﺧَﻴْﺮﺍً ﻣﻦ ﺃﻫﻠِﻪِ ﻭَﺯَﻭْﺟًﺎ ﺧَﻴْﺮﺍً ﻣِﻦ ﺯَﻭْﺟِﻪِ ﻭَﻗِﻪِ ﻓِﺘْﻨَﺔَ ﺍﻟﻘَﺒْﺮِ ﻭﻋَﺬَﺍﺏَ ﺍﻟﻨﺎﺭِ
Teks latin: Allaahummaghfirlahu, warhamhu, wa ‘aafihi, wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzuulahu, wa wassi’ madkhalahu, waghsilhu bimaa-in watsaljin wabaradin, wanaqqihi minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minaddanasi, wa abdilhu daaran khairan min daarihi, wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi, waqihi fitnatal qabri wa ‘adzaabannaar.
Artinya: Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkanlah dia, ampunilah kesalahannya, muliakanlah kematiannya, lapangkanlah kuburannya, cucilah kesalahannya dengan air, es dan embun sebagaimana mencuci pakaian putih dari kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, gantilah keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, gantilah istrinya dengan isri yang lebih baik, hindarkanlah dari fitnah kubur dan siksa neraka.
d. Takbir keempat diikuti dengan membaca doa berikut:
ﺍﻟﻠﻬُﻢّ ﻻﺗَﺤﺮِﻣْﻨﺎ ﺃَﺟْﺮَﻩُ ﻭﻻﺗَﻔْﺘِﻨّﺎ ﺑَﻌﺪَﻩُ
Teks latin: Allaahumma laa tahrimnaa ajrahu, walaa taftinnaa ba’dah
Artinya: Ya Allah, janganlah Engkau haramkan Kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah pada kami setelah kematiannya
e. Salam
Setelah doa pada takbir keempat, diakhiri dengan salam sbb:
ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪُ
Teks latin: Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh
Artinya: Keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan-Nya semoga untuk kalian semua
Niat yang lengkap (hukumnya sunnah):
ﺃﺻﻠِّﻲ ﻋﻠﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﺃﺭﺑَﻊَ ﺗَﻜﺒﻴﺮﺍﺕ ﻓَﺮْﺽَ ﺍﻟﻜِﻔﺎﻳَﺔِ ﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻲ
Teks latin: Ushalli ala hadzal mayyiti arba’a takbirotin fardhol kifayati lillahi ta’ala
Artinya: Aku shalat untuk mayit ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah Taala
Tata Cara Sholat (shalat) Ghaib
Tata cara salat ghaib pada dasarnya sama persis dengan salat jenazah yang hadir yaitu sama-sama dilakukan dengan berdiri saja dan takbirnya ada empat takbir.
Yang sedikit berbeda adalah niatnya dan situasinya.
1. Niat salat jenazah ghaib adalah ushalli ala al mayyiti al ghaibi lillahi ta’ala
ﺍﺻﻠﻲ ﻋﻠﻲ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﺍﻟﻐﺎﺋﺐ ﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻲ
2. Salat ghaib dilakukan apabila mayit sudah dimakamkan atau yang mau mensalati berada di tempat lain.


TATA CARA, DAN BACAAN SHOLAT (SHALAT) JENAZAH YANG DISUNNAHKAN
Doa dan bacaan yang dibaca saat shalat jenazah pada poin I sudah cukup dan sah. Berikut tata cara/perilaku dan bacaan yang lebih lengkap yang disunnahkan dibaca.
1. Mengangkat kedua telapak tangan sampai sebatas bahu, lalu meetakkannya di antara dada dan pusar pada setiap takbir.
2. Menyempurnakan lafadz niat sebagai berikut: Ushalli ‘ala hadzal mayyiti (kalau mayit laki-lai) atau Ushalli ‘ala hadzihil maytati (kalau mayit perempuan) fardhal kifayati (makmuman/imaman) lillahi ta’ala.
ﺃُﺻَﻠِﻲ ﻋﻠﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻓﺮﺽَ ﺍﻟﻜِﻔﺎﻳﺔ ﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻲ
3. Memelankan bacaan fatihah.
4. Membaca ta’awwudz (‘a’udzubillah dst) sebelum membaca al Fatihah pada takbir pertama
ﺃﻋﻮﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻴﻢ
5. Tidak membaca do’a iftitah (kabiron wal hamdulillahi katsiron.. dst) pada/setelah takbir pertama.
6. Membaca hamdalah (alhamdulillah) sebelum membaca shalawat.
7. Menyempurnakan bacaan shalawat pada takbir ketiga, sebagai berikut:
ﺃﻟﻠﻬﻢ ﺻَﻞِّ ﻋﻠﻲ ﺳﻴﺪﻧﺎﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻲ ﺃﻝِ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﺻَﻠَﻴْﺖَ ﻋﻠﻲ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻭﻋﻠﻲ ﺃﻝ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻭﺑﺎﺭِﻙْ ﻋﻠﻲ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻲ ﺃﻝ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﺑﺎﺭﻛﺖ ﻋﻠﻲ ﺳﻴﺪﻧﺖ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻭﻋﻠﻲ ﺃﻝ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ ﺇﻧﻚ ﺣﻤﻴﺪ ﻣﺠﻴﺪ
8. Membaca do’a setelah takbir keempat sebagai berikut: allahumma la tahrimna ajrohu (ajroha — kalau mayit perempuan) wala taftinna ba’dahu. waghfir lana walahu.
ﺍﻟﻠﻬُﻢّ ﻻﺗَﺤﺮِﻣْﻨﺎ ﺃَﺟْﺮَﻩُ ﻭﻻﺗَﻔْﺘِﻨّﺎ ﺑَﻌﺪَﻩُ ﻭﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟﻨﺎ ﻭﻟَﻪُ
9. Menyempurnakan doa
10. Menyempurnakan salam kedua: Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
11. Dilakukan di masjid.
DOA SHOLAT (SHALAT) JENAZAH SETELAH TAKBIR KEEMPAT LENGKAP
Tata cara dan doa solat jenazah dalam poin I sudah sah dan mencukupi. Kalau ingin memperpanjang bacaan dalam setiap takbir, Anda dapat mengikuti panduan dalam poin III . Untuk bacaan do’a pada/setelah takbir keempat yang lebih sempurna, Anda dapat membaca do’a berikut:
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻪُ ﻭﺍﺭْﺣَﻤﻪُ ﻭﻋﺎﻓِﻪِ ﻭﺍﻋﻒُ ﻋﻨﻪ ﻭﺃَﻛْﺮِﻡْ ﻧُﺰﻭﻟَﻪُ ﻭﻭﺳِّﻊْ ﻣَﺪﺧﻠَﻪُ ﻭﺍﻏْﺴِﻠْﻪُ ﺑِﻤﺎﺀٍ ﻭﺛَﻠْﺞ ﻭﺑَﺮَﺩٍ ﻭﻧَﻘِﻪِ ﻣﻦ ﺍﻟﺨَﻄﺎﺑﺎ ﻛﻤﺎ ﻳُﻨَﻘَﻲ ﺍﻟﺜَﻮﺏُ ﺍﻷَﺑْﻴَﺾُ ﻣِﻦِ ﺍﻟﺪَﻧَﺲِ ﻭﺃَﺑْﺪِﻟْﻪُ ﺩﺍﺭًﺍ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻦْ ﺩَﺍﺭِﻩِ ﻭﺃَﻫْﻠًﺎ ﺧَﻴْﺮﺍً ﻣﻦ ﺃﻫﻠِﻪِ ﻭَﺯَﻭْﺟًﺎ ﺧَﻴْﺮﺍً ﻣِﻦ ﺯَﻭْﺟِﻪِ ﻭَﻗِﻪِ ﻓِﺘْﻨَﺔَ ﺍﻟﻘَﺒْﺮِ ﻭﻋَﺬَﺍﺏَ ﺍﻟﻨﺎﺭِ ﺍﻟﻠَﻬُﻢّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ِﻟﺤَﻴِﻨﺎ ﻭﻣَﻴِﺘِﻨﺎ ﻭﺷﺎﻫِﺪِﻧﺎ ﻭﻏﺎﺋِﺒِﻨﺎ ﻭﺻَﻐﻴﺮِﻧﺎ ﻭﻛَﺒﻴﺮِﻧﺎ ﻭﺫَﻛَﺮِﻧﺎ ﻭﺃُﻧْﺜﺎﻧﺎ
ﺃﻟﻠﻬﻢ ﻣَﻦْ ﺃَﺣْﻴَﻴْﺘَﻪُ ﻣِﻨﺎ ﻓَﺄَﺣْﻴِﻪِ ﻋﻠﻲَ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻭﻣَﻦْ ﺗَﻮَﻓَﻴْﺘَﻪُ ﻣِﻨﺎ ﻓَﺘَﻮﻓَﻪُ ﻋﻠﻲ ﺍﻹِﻳﻤﺎﻥ
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻫَﺬَﺍ ﻋَﺒْﺪُﻙَ ﻭَﺍﺑْﻦُ ﻋَﺒْﺪُﻙَ ﺧَﺮَﺝَ ﻣِﻦْ ﺭُﻭْﺡِ ﺍﻟﺪُﻧْﻴَﺎ ﻭَﺳَﻌَﺘِﻬﺎ ﻭﻣَﺤﺒُﻮﺑِﻬﺎ ﻭﺃَﺣِﺒﺎﺋِﻬﺎ ﻓﻴﻬﺎ ﺇﻟﻲَ ﻇُﻠْﻤَﺔِ ﺍﻟﻘَﺒْﺮِ ﻭَﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﻻَﻗِﻴَﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺸْﻬَﺪُﺃَﻥْ ﻻﺇﻟَﻪَ ﺇﻻّ ﺃﻧﺖَ ﻭﺃﻥّ ﻣُﺤﻤﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻙَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟُﻚَ ﻭﺃَﻧْﺖَ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺑِﻪِ
ﺃﻟﻠَﻬُﻢَ ﻧَﺰَّﻝَ ﺑِﻚَ ﻭَﺃَﻧْﺖَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣَﻨْﺰُﻭﻝٌ ﺑِﻪِ ﻭﺃََﺻْﺒَﺢَ ﻓَﻘِﻴْﺮًﺍ ﺇﻟﻲ ﺭَﺣْﻤﺘِﻚَ ﻭﺃﻧﺖ ﻏَِﻨٌِﻲٌ ﻋَﻦْ ﻋَﺬَﺍﺑِﻪِ ﻭﻗَﺪْ ﺟِِﺌْﻨﺎﻙَ ﺭَﺍﻏِﺒِﻴﻦ ﺇﻟَﻴْﻚَ ﺷُﻔَﻌﺎﺀً ﻟَﻪُ
ﺃﻟَﻠﻬُﻢَ ﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﻣﺤُﺴِﻨًﺎ ﻓَﺰِﺩْﻩُ ﻓﻲِ ﺇِﺣْﺴَﺎﻧِﻪِ ﻭﺇِﻥْ ﻛﺎﻥَ ﻣُﺴِﻴﺌًﺎ ﻓَﺘَﺠﺎﻭَﺯْ ﻋَﻨْﻪُ ﻭﻟَﻘِّﻪِ ﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻚَ ﺍﻷََﻣْﻦَ ﻣِﻦْ ﻋَﺬﺍﺑِﻚَ ﺗَﺒْﻌَﺜُﻪَ ﺇﻟﻲَ ﺟَﻨَﺘِﻚَ ﻳﺎ ﺃَﺭْﺣَﻢَ ﺍﻟﺮَﺍﺣِﻤﻴﻦ
SHALAT JANAZAH TANPA PUNYA WUDHU APAKAH SAH?
Semua shalat harus dilakukan dalam keadaan suci dari hadats kecil dan hadats besar. Tak terkecuali shalat jenazah. Apabila shalat janazah dalam keadaan hadas kecil alias tidak punya wudhu, maka shalatnya tidak sah. Ini pendapat jumhur (mayoritas) ulama fiqih.
Memang ada pendapat dhaif (lemah) yang membolehkan shalat jenazah tanpa wudhu dan tayammum yaitu pendapat Syukbi dan Muhammad At-Tabari seperti dikutip oleh Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmuk, hlm. 5/223:
ﺫﻛﺮﻧﺎ ﺃﻥ ﻣﺬﻫﺒﻨﺎ ﺃﻥ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﺠﻨﺎﺯﺓ ﻻ ﺗﺼﺢ ﺇﻻ ﺑﻄﻬﺎﺭﺓ، ﻭﻣﻌﻨﺎﻩ ﺇﻥ ﺗﻤﻜﻦ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﻟﻢ ﺗﺼﺢ ﺇﻻ ﺑﻪ، ﻭﺇﻥ ﻋﺠﺰ ﺗﻴﻤﻢ، ﻭﻻ ﻳﺼﺢ ﺍﻟﺘﻴﻤﻢ ﻣﻊ ﺇﻣﻜﺎﻥ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻭﺇﻥ ﺧﺎﻑ ﻓﻮﺕ ﺍﻟﻮﻗﺖ، ﻭﺑﻪ ﻗﺎﻝ ﻣﺎﻟﻚ ﻭﺃﺣﻤﺪ ﻭﺃﺑﻮ ﺛﻮﺭ ﻭﺍﺑﻦ ﺍﻟﻤﻨﺬﺭ، ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺣﻨﻴﻔﺔ : ﻳﺠﻮﺯ ﺍﻟﺘﻴﻤﻢ ﻟﻬﺎ ﻣﻊ ﻭﺟﻮﺩ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺇﺫﺍ ﺧﺎﻑ ﻓﻮﺗﻬﺎ ﺇﻥ ﺍﺷﺘﻐﻞ ﺑﺎﻟﻮﺿﻮﺀ ﻭﺣﻜﺎﻩ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻤﻨﺬﺭ ﻋﻦ ﻋﻄﺎﺀ ﻭﺳﺎﻟﻢ ﻭﺍﻟﺰﻫﺮﻱ ﻭﻋﻜﺮﻣﺔ ﻭﺍﻟﻨﺨﻌﻲ ﻭﺳﻌﺪ ﺑﻦ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻭﻳﺤﻴﻰ ﺍﻷﻧﺼﺎﺭﻱ ﻭﺭﺑﻴﻌﺔ ﻭﺍﻟﻠﻴﺚ ﻭﺍﻟﺜﻮﺭﻱ ﻭﺍﻷﻭﺯﺍﻋﻲ ﻭﺇﺳﺤﺎﻕ ﻭﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﺮﺃﻱ ﻭﻫﻲ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﻋﻦ ﺃﺣﻤﺪ
ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﻌﺒﻲ ﻭﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺟﺮﻳﺮ ﺍﻟﻄﺒﺮﻱ : ﻳﺠﻮﺯ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﺠﻨﺎﺯﺓ ﺑﻐﻴﺮ ﻃﻬﺎﺭﺓ ﻣﻊ ﺇﻣﻜﺎﻥ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﻭﺍﻟﺘﻴﻤﻢ، ﻷﻧﻬﺎ ﺩﻋﺎﺀ، ﻗﺎﻝ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﺤﺎﻭﻱ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺎﻟﻪ ﺍﻟﺸﻌﺒﻲ ﻗﻮﻝ ﺧﺮﻕ ﺑﻪ ﺍﻹﺟﻤﺎﻉ، ﻓﻼ ﻳﻠﺘﻔﺖ ﺇﻟﻴﻪ
Artinya: Kami sudah sebutkan bahwa menurut madzhab Syafi’i shalat janazah itu tidak sah kecuali dalam keadaan suci (dari hadas kecil dan besar). Artinya, apabila bisa dengan wudhu maka tidak sah kecuali dengannya, apabila tidak bisa maka dengan tayamum. Tayammum tidak sah kalau ada air walaupun takut kehabisan waktu. Ini juga pendapat Imam Malik, Ahmad bin Hanbal, Abu Tsaur, Ibnul Mundzir. Abu Hanifah berkata: Boleh tayamum untuk shalat jenazah walaupun ada air apabila takut ketinggalan shalat seandainya sibuk dengan berwudhu. Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Atha, Salim, Ikrimah, Nakha’i, Saad bin Ibrahim, Yahya Al-Anshari, Rabiah, Laits, Al-Tsauri, Auzaki, Ishaq, dan Ahlur Ra’yi. Ini riwayat dari Ahmad.
Asy-Syu’bi dan Muhammad bin Jarir At-Tabari berkata: Boleh melakukan shalat jenazah tanpa bersuci walaupun mungkin untuk berwudhu atau tayammum karena shalat jenazah itu seperti do’a. Pengarang kitab Al Hawi dan lainnya berkata pendapat As-Sya’bi ini adalah pendapat yang bertentangan dengan ijmak dan jangan dianggap.
Imam Nawawi dalam Syarat Muslim, hlm. 3/103, juga menyatakan:
ﻭﺃﺟﻤﻌﺖ ﺍﻻﻣﺔ ﻋﻠﻰ ﺗﺤﺮﻳﻢ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺑﻐﻴﺮ ﻃﻬﺎﺭﺓ ﻣﻦ ﻣﺎﺀ ﺃﻭ ﺗﺮﺍﺏ ﻭﻻ ﻓﺮﻕ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺍﻟﻤﻔﺮﻭﺿﺔ ﻭﺍﻟﻨﺎﻓﻠﺔ ﻭﺳﺠﻮﺩ ﺍﻟﺘﻼﻭﺓ ﻭﺍﻟﺸﻜﺮ ﻭﺻﻼﺓ ﺍﻟﺠﻨﺎﺯﺓ ﺍﻻ ﻣﺎ ﺣﻜﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻌﺒﻲ ﻭﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺟﺮﻳﺮ ﺍﻟﻄﺒﺮﻯ ﻣﻦ ﻗﻮﻟﻬﻤﺎ ﺗﺠﻮﺯ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﺠﻨﺎﺯﺓ ﺑﻐﻴﺮ ﻃﻬﺎﺭﺓ ﻭﻫﺬﺍ ﻣﺬﻫﺐ ﺑﺎﻃﻞ ﻭﺃﺟﻤﻊ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﻋﻠﻰ ﺧﻼﻓﻪ ﻭﻟﻮ ﺻﻠﻰ ﻣﺤﺪﺛﺎ ﻣﺘﻌﻤﺪﺍ ﺑﻼ ﻋﺬﺭ ﺃﺛﻢ ﻭﻻ ﻳﻜﻔﺮ ﻋﻨﺪﻧﺎ ﻭﻋﻨﺪ ﺍﻟﺠﻤﺎﻫﻴﺮ ﻭﺣﻜﻰ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺣﻨﻴﻔﺔ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﻧﻪ ﻳﻜﻔﺮ ﻟﺘﻼﻋﺒﻪ
Artinya: Ulama sepakat haramnya shalat tanpa bersuci (dari hadas kecil dan besar) dengan air atau debu. Tidak ada bedanya antara shalat wajib dan shalat sunnah, sujud tilawah dan sujud syukur dan shalat jenazah kecuali pendapat yang diriwayatkan oleh Sya’bi dan Muhammad bin Jarir Al-Tabari dari pendapat keduanya yang menyatakan bahwa boleh shalat janazah tanpa bersuci. Ini adalah madzhab yang batil dan ulama sepakat sebaliknya. Apabila seseorang shalat dalam keadaan hadas dengan sengaja tanpa udzur maka ia berdosa tapi tidak kufur menurut madzhab Syafi’i dan jumhur ulama. Diriwayatkan dari Abu Hanifah bahwa itu adalah kufur karena mempermainkan.

Demikian pembelajaran tentang Tata Cara Sholat (shalat) Jenazah dan Tata Cara Sholat (shalat) Ghaib. 


= Baca Juga =



No comments

Post a Comment

Silahkan Berikan Saran

Info Kurikulum Merdeka

Info Kurikulum Merdeka
Info Kurikulum Merdeka

Search This Blog

Social Media

Facebook  Twitter  Instagram  Google News   Telegram  

Popular Posts



































Free site counter