Info
PAI
Wawasan-Islam
Keistimewaan Malam Nisfu Sya'ban
MALAM NISFU SYA'BAN 1438 (2017) |
Lalu kapan atau tanggal
berapa Malam Nisfu Sya'ban di tahun 2017 ini. Berdasarkan kalender jatuhnya malam
nisfu sya'ban tanggal 15 sya'ban 1438 bertepatan dengan tanggal 12 Mei 2017 di
hari jum'at. Jangan lupa untuk berpuasa dan memperbanyak amalan. Karena tanggal
15 sya'ban 1438 (2017) bertepatan dengan tanggal 12 mei 2017 di hari jum'at,
maka sebaiknya yang mau berpuasa berpuasalah sejak kamis dan Jum’at . Bisa juga
puasa di hari Jumat dan hari Sabtu. Lebih utamanya di bulan Sya'ban ini kita disunatkan puasa selama tiga hari, yakni tanggal 13 -15 Sya'ban (yang tahun ini jatuh pada hari Rabu 10 Mei 2017 hingga Jum'at 12 Mei 2017). Puasa (Shaum) tiga hari dibulan Sya'ban disebut Shaum Sunnah Ayyam Al-Bidi.
Berikut ini beberapa
keistimewaan Malam Nisfu Sya'ban
Mengenai bulan Sya’ban, ada
hadits dari Usamah bin Zaid. Ia pernah menanyakan pada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bahwa ia tidak pernah melihat beliau melakukan puasa
yang lebih semangat daripada puasa Sya’ban. Kemudian Rasul shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Bulan Sya’ban –bulan antara
Rajab dan Ramadhan- adalah bulan di saat manusia lalai. Bulan tersebut adalah
bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena
itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An-Nasa’i
no. 2359. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Setiap pekannya, amalan
seseorang juga diangkat yaitu pada hari Senin dan Kamis. Sebagaimana disebutkan
dalam hadits,
HADIST MALAM NISFU SYA'BAN |
“Amalan manusia dihadapkan
pada setiap pekannya dua kali yaitu pada hari Senin dan hari Kamis. Setiap
hamba yang beriman akan diampuni kecuali hamba yang punya permusuhan dengan
sesama. Lalu dikatakan, ‘Tinggalkan mereka sampai keduanya berdamai’.” (HR. Muslim
no. 2565)
Keistimewaan Malam Nisfu
Sya’ban
Ada hadits yang menyatakan
keutamaan malam nisfu Sya’ban bahwa di malam tersebut akan ada banyak
pengampunan terhadap dosa. Di antaranya hadits dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu
‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
يَطَّلِعُ اللَّهُ إِلَى جَمِيعِ خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
“Allah mendatangi seluruh
makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban. Dia pun mengampuni seluruh makhluk
kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.”
Al-Mundziri dalam At-Targhib setelah
menyebutkan hadits ini, beliau mengatakan, “Dikeluarkan oleh At-Thobroni
dalam Al Awsath dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya dan juga oleh
Al-Baihaqi. Ibnu Majah pun mengeluarkan hadits dengan lafazh yang sama dari
hadits Abu Musa Al-Asy’ari. Al-Bazzar dan Al-Baihaqi mengeluarkan yang semisal
dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu dengan sanad yang tidak
mengapa.”
Demikian perkataan Al
Mundziri. Penulis Tuhfatul Ahwadzi lantas mengatakan, “Pada sanad
hadits Abu Musa Al-Asy’ari yang dikeluarkan oleh Ibnu Majah terdapat Lahi’ah
dan ia adalah perawi yang dinilai dha’if.”
Hadits lainnya lagi adalah
hadits ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَطَّلِعُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِعِبَادِهِ إِلَّا اِثْنَيْنِ مُشَاحِنٍ وَقَاتِلِ نَفْسٍ
“Allah ‘azza wa jalla mendatangi makhluk-Nya pada malam nisfu Sya’ban, Allah mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali dua orang yaitu orang yang bermusuhan dan orang yang membunuh jiwa.”
Al Mundziri mengatakan,
“Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang layyin (ada
perowi yang diberi penilaian negatif atau di-jarh, namun haditsnya masih
dicatat).” Berarti hadits ini bermasalah.
Penulis Tuhfatul
Ahwadzi setelah meninjau riwayat-riwayat di atas, beliau mengatakan,
“Hadits-hadits tersebut dilihat dari banyak jalannya bisa sebagai hujjah bagi
orang yang mengklaim bahwa tidak ada satu pun hadits shahih yang menerangkan
keutamaan malam nisfu Sya’ban. Wallahu Ta’ala a’lam.”
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan,
“Hadits yang menjelaskan keutamaan malam nisfu Sya’ban ada beberapa. Para ulama
berselisih pendapat mengenai statusnya. Kebanyakan ulama mendhaifkan
hadits-hadits tersebut. Ibnu Hibban menshahihkan sebagian hadits tersebut dan beliau
masukkan dalam kitab shahihnya.” (Lathaif Al-Ma’arif, hal. 245).
Intinya, penilaian
kebanyakan ulama (baca: jumhur ulama), keutamaan malam nisfu Sya’ban
dinilai dha’if. Namun sebagian ulama menshahihkannya.
Amalan di Malam Nisfu
Sya’ban
Taruhlah hadits keutamaan
malam nisfu Sya’ban itu shahih, bukan berarti dikhususkan amalan khusus
pada malam tersebut seperti kumpul-kumpul di malam nisfu Sya’ban dengan shalat
jama’ah atau membaca Yasin atau do’a bersama atau dengan amalan khusus lainnya.
Karena mengkhususkan amalan
seperti itu harus dengan dalil. Kalau tidak ada dalil, berarti amalan tersebut
mengada-ada.
Walau sebagian ulama ada
yang menganjurkan shalat di malam nisfu Sya’ban. Namun shalat tersebut cukup
dilakukan seorang diri.
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan,
“Mengenai shalat malam di malam Nisfu Sya’ban, maka tidak ada satu pun dalil
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga para
sahabatnya. Namun terdapat riwayat dari sekelompok tabi’in (para ulama
negeri Syam) yang menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan shalat.”
Ibnu Taimiyah ketika ditanya
mengenai shalat Nisfu Sya’ban, beliau rahimahullah menjawab, “Jika
seseorang shalat pada malam nisfu sya’ban sendiri atau di jama’ah yang khusus
sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian salaf, maka itu suatu hal yang
baik. Adapun jika dilakukan dengan kumpul-kumpul di masjid untuk melakukan
shalat dengan bilangan tertentu, seperti berkumpul dengan mengerjakan shalat
1000 raka’at, dengan membaca surat Al Ikhlas terus menerus sebanyak 1000 kali,
ini jelas suatu perkara bid’ah, yang sama sekali tidak dianjurkan oleh para
ulama.” (Majmu’ Al-Fatawa, 23: 131)
Ibnu Taimiyah juga
mengatakan, “Adapun tentang keutamaan malam nisfu Sya’ban terdapat beberapa
hadits dan atsar, juga ada nukilan dari beberapa ulama salaf bahwa mereka
melaksanakan shalat pada malam tersebut. Jika seseorang melakukan shalat
seorang diri ketika itu, maka ini telah ada contohnya di masa lalu dari
beberapa ulama salaf. Inilah dijadikan sebagai pendukung sehingga tidak perlu
diingkari.” (Majmu’ Al-Fatawa, 23: 132)
Malam Nisfu Sya’ban sama
dengan Malam Lainnya
Kalau kita biasa shalat
tahajud di luar nisfu Sya’ban, nilainya tetap sama dengan shalat tahajud di
malam nisfu Sya’ban.
‘Abdullah bin Al
Mubarak rahimahullah pernah ditanya mengenai turunnya Allah pada
malam Nisfu Sya’ban, lantas beliau pun memberi jawaban pada si penanya, “Wahai
orang yang lemah! Yang engkau maksudkan adalah malam nisfu Sya’ban?! Perlu
engkau tahu bahwa Allah itu turun di setiap malam (bukan pada malam nisfu
Sya’ban saja, -pen).” Dikeluarkan oleh Abu ‘Utsman Ash Shobuni dalam I’tiqod
Ahlis Sunnah (92).
Al ‘Aqili rahimahullah mengatakan,
“Mengenai turunnya Allah pada malam nisfu Sya’ban, maka hadits-haditsnya
itu layyin (menuai kritikan). Adapun riwayat yang menerangkan bahwa
Allah akan turun setiap malam, itu terdapat dalam berbagai hadits yang shahih.
Ketahuilah bahwa malam nisfu Sya’ban itu sudah termasuk pada keumuman hadits
semacam itu, insya Allah.” Disebutkan dalam Adh Dhu’afa’ (3/29).
(Lihat Fatwa Al Islam Sual wa Jawab, no. 49678)
Cukup Perbanyak Amalan Puasa
di Bulan Sya’ban
Kalau mau meraih
kebaikan, bisa diraih dengan memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban.
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,
KEISTIMEWAAN MALAM NISFU SYA'BAN |
“Aku tidak pernah sama
sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara
sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat
beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR.
Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)
Yang Punya Utang Puasa
Ramadhan Segera Lunasi
Bagi yang punya utang puasa
Ramadhan, segeralah dilunasi karena bulan Sya’ban adalah bulan terakhir sebelum
memasuki bulan Ramadhan.
Dari Abu Salamah,
beliau mengatakan bahwa beliau mendengar ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,
كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ
“Aku masih memiliki utang
puasa Ramadhan. Aku tidaklah mampu mengqodho’nya kecuali di bulan Sya’ban.”
Yahya (salah satu perowi hadits) mengatakan bahwa hal ini dilakukan ‘Aisyah
karena beliau sibuk mengurus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Bukhari
no. 1950 dan Muslim no. 1146)
Perbanyak Pula Amalan Bacaan
Al-Qur’an di Bulan Sya’ban
Salamah bin Kahil berkata,
كَانَ يُقَالُ شَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ القُرَّاء
“Dahulu bulan Sya’ban disebut pula dengan bulan membaca Al Qur’an.”
وَكَانَ عَمْرٌو بْنِ قَيْسٍ إِذَا دَخَلَ شَهْرُ شَعْبَانَ أَغْلَقَ حَانَوَتَهُ وَتَفْرُغُ لِقِرَاءَةِ القُرْآنِ
‘Amr bin Qois ketika memasuki bulan Sya’ban, beliau
menutup tokonya dan lebih menyibukkan diri dengan Al Qur’an.
Abu Bakr Al Balkhi berkata,
شَهْرُ رَجَبٍ شَهْرُ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ سَقْيِ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ حِصَادِ الزَّرْعِ
“Bulan Rajab saatnya
menanam. Bulan Sya’ban saatnya menyiram tanaman dan bulan Ramadhan saatnya
menuai hasil.” (Lihat Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab no. 92748)
Sumber : https://rumaysho.com/11158-malam-nisfu-syaban-dan-amalan-nisfu-syaban.html
No comments
Post a Comment