PAI
PAISMP
Wawasan-Islam
Misi Nabi Muhammad Saw Untuk Menyempurnakan Akhlak, Membangun Manusia Mulia Dan Bermanfaat
MISI NABI MUHAMMAD SAW UNTUK MENYEMPURNAKAN AKHLAK |
Perjuangan Rasulullah saw. mengalami cobaan bertubi-tubi serta gangguan dan ancaman. Akan tetapi, Rasulullah saw. tetap sabar dan tabah. Gangguan tersebut berupa cemoohan, caci maki, dan diolok-olok serta yang paling kejam adalah orang kafir berniat membunuh Nabi Muhammad saw. Beliau tetap sabar dan tabah, bahkan tidak henti-hentinya berjuang menegakkan agama dan terus melaksanakan perintah Allah swt. Akhirnya, Rasulullah saw. pun berhasil dalam mengembangkan agama Allah swt. dan merombak kejahiliahan menjadi orang yang menjalankan agama Islam dengan tekun, aman, dan tenteram.
Karakter yang paling menonjol dan kepribadian
Nabi Muhammad saw. adalah akhlak yang tiada bandingnya. Akhlak Nabi sangat agung
dan melebihi semua akhlak seorang manusia mana pun. Sampai-sampai Allah pun
memuji akhlak Nabi dengan firman-Nya: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar
berbudi pekerti yang luhur.” (Q.S. al-Qalam (68): 4).
Dalam suatu perjalanan menjelang Fathu Mekah (perigislaman kota Mekah) Nabi Muhammad saw. bertemu Abu Sufyan bin Hans bin Abdul Mutalib dan Abdullah bin Abi Umayyah. Keduanya adalah anak paman beliau dan anak bibi beliau yang paling keras permusuhannya terhadap beliau di Mekah. Beliau berpaling dan keduanya sehingga Au bin Abi Talib memberi isyarat kepada anak pamannya itu, “Datangilah beliau dan hadapannya dan katakan kepadanya apa yang pernah dikatakan oleh saudara-saudara Yusuf a.s.: “Mereka berkata, “Demi Allah, Allah telah melebihkanmu di atas kami, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang salah.” (Q.S. Yüsuf (12): 91).
Nabi sebenarnya tidak rela jika ada orang
yang lebih baik jawabannya. Akhirnya, Abu Sufyan melakukan itu, sehingga Nabi menjawab,
“Tidak ada dosa atas kalian pada hari ini, Allah akan mengampuni kalian, dan
Dia adalah Pengasih yang Paling Pengasih.” (Q.S. Yüsuf (12): 92).
Akhlak Nabi Muhammad saw. adalah keistimewaan
kepribadiannya yang terbesar. Hal ini menunjukkan, seakan-akan beliau sendiri
membatasi tugas risalahnya dengan sabdanya, “Aku ini diutus tidak lain kecuali
untuk rnenyempurnakan akhlak yang mulia.” Kenyataannya, kita tidak dapat
mengambil gambaran yang utuh tentang akhlak Nabi kecuali jika kita memahami
Al-Qur’an dan Sunah serta hal-hal yang berkaitan dengan sejarah hidupnya. Istri
Nabi, Aisyah, menggambarkan akhlak Nabi dengan perkataannya bahwa akhlak Nabi
itu adalah A1-Qur’an. Artinya, bahwa semua ketentuan yang ada dalam Al-Qur’an
merupakan cerminan dan akhlak Nabi.
Di antara akhlak Rasulullah saw, yang sangat
menonjol adalah kesabaran, kasih sayang, kelembutan, kejujuran, kemuliaan,
kedermawanan, dan kerendahan hati. Semua akhlak tersebut ditempatkan pada
tempathya atau sesuai dengan situasi dan kondisinya. Nabi adalah tolok ukur
yang sifat, sikap, serta tindakannya digunakan untuk mengukur akhlak manusia
dan dengan sifat, sikap, dan tindakan itu juga batas-batas setiap akhlak
manusia menjadi jelas, sehingga suatu akhlak tidak boleh melampaui akhlak yang
lain.
Dengan berbekal akhlak yang agung itulah Nabi
Muhammad saw. diutus oleh Allah untuk memperbaiki akhlak manusiahingga mencapai
kesempurnaan akhlak yang menjadi bagian dan ketinggian tingkat manusia
dibandingkan dengan makhluk lain. Dengan akhlak terpuji dan mulia inilah,
manusia dapat menjadi makhluk yang mulia dan bermanfaat bagi manusia khususnya
dan umumnya bagi makhluk lainnya.
Untuk membangun manusia yang mulia dan
bermanfaat sehingga mencapai kesempurnaan akhlak, kita harus meneladani akhlak
Rasulullah saw. dalam berbagai sifat, sikap, dan tindakannya
No comments
Post a Comment